Tuesday, December 25, 2012

Detakmu Pernah Menjadi Hitungan Senyumku

1. Cinta sejati akan mengenali jalan pulangnya sendiri. meskipun terkadang ia buta, tapi cinta sejati tidak perlu dituntun, tidak butuh tongkat, tidak butuh penunjuk jalan.

2. Seperti ranting yang lelah diayun-ayunkan sang angin, terpanggang terik matahari, dan menggigil oleh hujan, akhirnya memilih untuk patah dan terjatuh ke tanah.

3. Detakmu pernah menjadi hitungan senyumku dan sekarang detakmu menjadi hitungan tetes air mata yang ditumpahkan mataku.

4. Aku tidak membutuhkan alasan untuk mencintaimu, tapi untuk melupakanmu aku membutuhkan beribu alasan, mau membantuku menemukan alasan itu?

5. Kalau nanti air mataku meleleh, kamu diam saja, jangan lakukan apa-apa. Jangan buat aku kembali mencintaimu saat aku sudah hendak melepasmu.

6. Ternyata selama ini aku tidak pernah kehilangan kunci itu, aku sendiri yang menyembunyikannya, dan berpura-pura bahwa kunci itu hilang,jadi hatiku terus tertutup.


Monday, December 24, 2012

Akan Terasa Lebih Menggembirakan Jika ..

Kalau aku bisa meminjamkan telingaku untukmu, pasti kamu akan mendengar suara-suara yang akan membuatmu tersenyum-senyum sendiri. Lewat telingaku aku biasa mendengar namamu. Kicau burung ditelingaku terdengar sebagai namamu yang di lafalkan berkali-kali. Suara detak jarum jam seperti sedang mengeja satu persatu huruf yang menyusun namamu. Desir angin, daun-daun yang saling bergesekan dan bunyi ranting yang patah seolah menyanyikan lagu yang sebagian besar liriknya tersusun dari namamu. Namamu menggema dimana-mana, tersenyum-senyum sendiri aku dibuatnya tapi tidak jarang telingaku terasa sakit juga, tapi tidak apa-apa aku menikmatinya. Aku menikmatinya, ya menikmati kejatuhanku, jatuh yang tidak membuatku menangis tapi justru membuatku berdansa riang bersama hembusan angin.

Saking jatuh cintanya aku padamu. Aku pernah bermimpi, suatu hari kamu akan berdiri di depan pintuku sambil melemparkan senyummu yang biasanya membuat jantungku memompa darah 3 kali lebih cepat, lalu aku, dengan riangnya menghambur di pelukanmu. Dan bahagianya aku, saat kamu benar-benar berdiri di depan pintuku sambil melempar senyummu meminta persetujuan orangtuaku untuk menculikku sebentar saja. Kalau saja kamu tahu, sebelumnya belum pernah ada laki-laki yang aku izinkan atau bahkan aku memintanya datang kerumahku sendirian, seperti yang kamu lakukan waktu itu.

tidak jarang aku merasa lelah karena terlalu sering tertawa bersamamu. Mengitari kota untuk sekedar mengabadikan beberapa gambar juga tidak kalah melelahkannya.Terkadang aku juga hampir pingsan saat menemanimu berolahraga untuk mengecilkan perutmu yang sedikit buncit. Tapi aku suka semua itu, karena aku bersamamu, kalau aku lelah, lenganmu adalah tempat paling nyaman untuk bersandar, sambil memainkan jari-jarimu atau mengayun-ayunkan kakiku. Saking nyaman dan hangatnya, tidak jarang aku mengantuk. Tapi getaran pita suaramu menjalar hingga lenganmu yang nyaman, itu yang menjagaku untuk tidak tertidur saat bersandar di lenganmu.

Bersamamu selalu terasa nyaman dan menyenangkan. Saat hujan begini, biasanya kita berkirim pesan, bercerita lebih banyak, tertawa lebih banyak meski hanya melalui telepon seluler. Nanti setelah hujan reda, biasanya kita menghabiskan waktu di luar menikmati wedang ronde kesukaanku. Sempurna sekali, jalanan masih basah oleh hujan yang baru saja meninggalkan bumi, kadang rintik air dari daun yang terhembus angin pun masih menciptkan bunyi-bunyi yang romantis, dan semakin romantis lagi ketika ada pengamen yang membaca suasana kita, datang tanpa diundang lalu menyanyikan lagu cinta, berduet bersama malam yang baru saja disapa hujan. Tidak jarang aku ikut menyanyi, beberapa orang berkata suaraku bagus.

www.tomascastelazo.com

Kamu tahu persis selama aku berada di kota ini, aku selalu menikmati wedang ronde bersamamu. Belum pernah sekalipun orang lain menemaniku. Aku memiliki banyak sahabat dan teman wanita yang biasa menjadi teman untuk membunuh waktu. Tapi tidak pernah sekalipun aku menikmati wedang ronde ini bersama mereka, apalagi hujan begini.

Jatuh padamu itu indah, dan bertambah indah ketika kamu sedang bersamaku. membuatku bahagia saat kamu merelakan lubang telingamu terisi oleh gelombang suara yang aku hasilkan dari pita suara di tenggorokanku. Semakin indah ketika getaran pita suaramu menjalar melalui lenganmu dan merambat menuju kepalaku yang sedang bersandar di situ. Kamu tau? Bahwa getaran pita suaramu itu tidak hanya berhenti dikepalaku, tapi terus dan terus berjalan menyusuri lorong-lorong sempit di hatiku, dengan sigap menuju ke sebuah ruangan yang di sana berisi kamu. Ya, semua hal tentang kamu.dan saat getaran itu sampai diruangan itu, suaramu itu secara otomatis akan terekam disitu.

Jatuh padamu itu indah, bisa bersamamu membuatnya menjadi semakin terasa menggembirakan, tapi alangkah lebih indahnya jika kamu memungut hatiku yang jatuh itu lalu menyimpannya, menjaganya agar tidak jatuh pada yang lain

Friday, December 21, 2012

Sungai Multifungsi


Senin, 17 Desember yang lalu, saya dan teman-teman satu kelompok mengunjungi pesisir pantai utara Jawa, tepatnya di sebuah RT yang berlokasi di Kecamatan Tanjung Mas. Kunjungan yang kami lakukan sebenarnya bukan untuk jalan-jalan atau refreshing, melainkan untuk melakukan Mini Research mengenai Kesehatan Fisik dan Lingkungan di Wilayah Pesisir. Awalnya kami berpikir setelah berkunjung ke runah-rumah warga, kami akan menemukan kawasan pesisir yang lumayan memanjakan indra penglihatan di kawasan Semarang utara. Paling tidak, kami ingin melihat eksotisme pemandangan laut sore, bersama kapal-kapal nelayan yang bersiap berlayar, itu saja. Harapan kami tidak terlalu muluk-muluk, karena kami sadar tidak akan menemukan pantai berpasir yang sama indahnya seperti pantai-pantai di Kawasan Wonosari Gunung Kidul, Jogjakarta atau di Jepara.


Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 45 menit mengendarai sepeda motor dari Kawasan Tembalang, akhirnya kami sampai di lokasi. Kami mulai menyusuri gang sempit yang hanya dapat dilalui 2 sepeda motor, menuju rumah Ketua RT setempat . Disambut tatapan-tatapan ‘ingin tahu’ dari warga sekitar, kami mencoba melempar senyum. Bau amis menusuk hidung, beberapa ibu –yang mungkin suaminya berprofesi sebagai nelayan- tampak sedang menimbang ikan, cumi dan kepiting, sedangkan anak-anak kecil sibuk berlarian di jalan gang sempit yang becek.

Berjalan sejauh 30 meter, akhirnya kami sampai di rumah Ketua RT, kami disambut dengan ramah. Tepat di depan rumah bapak RT kami disuguhi pemandangan sebuah tambak yang cukup luas, dengan sampah mengapung di sana-sini. Selesai memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kedatangan kami, kami segera memulai wawancara untuk mengumpulkan data yang bersumber dari tokoh masyarakat.


Jalan gang sempit yang becek tempat anak-anak kecil berlarian tadi, ternyata merupakan akibat dari banjir rob yag sering terjadi kawasan tersebut. “Tadi malam banjir datang pukul 02.00 dini hari mbak, airnya hampir masuk kerumah saya. Kalau yang rumahnya lebih rendah dari rumah saya, biasanya air sudah masuk ke rumah mbak.” Kata bapak RT dengan bahasa Indonesia yang khas dengan aksen Semarang-an.

Saat kami menanyakan mengenai system pembuangan sampah, kami mendapatkan jawaban yang memang sudah dapat kami tebak. Tidak terdapat tempat pembuangan sampah, maupun petugas yang mengambil sampah di lingkungan ini, warga dengan entengnya membuang sampah-sampah yang mereka hasilkan ke sungai dibelakang rumah yang langsung menuju ke laut. Ketika banjir Rob –yang tidak bisa diprediksi kapan terjadinya- datang, sampah-sampah yang ‘dititipkan’ di sungai kembali memenuhi jalan gang sempit akibat terbawa arus air. Ketika hari sudah terang, warga membersihkan sampah di jalan gang dan kembali ‘menitipkan’ sampah-sampah tesebut ke sungai.




Itu tadi mengenai sampah yang disebut pak RT hanya pulang dan pergi. Kali ini mengenai sanitasi serta MCK, kami cukup tercengang dengan jawaban yang disampaikan oleh pak RT saat kami menanyakan mengenai fasilitas MCK.

“Dibelakang rumah saya ini ada WC umum lho mbak”, kata pak RT. Jawaban tersebut awalnya membuat kami tersenyum. “ Tapi langsung ke sungai”, pak RT melanjutkan, sontak kami tercengang. Ternyata warga biasa menggunakan WC umum dengan sungai sebagai septitank nya. Tidak jauh berbeda dengan system pembuangan limbah rumah tangga dan home industry ikan asin, lagi-lagi sungai menjadi muara dari limbah industry tersebut.

Menurut pak RT, warga sangat jarang melakukan kerja bakti untuk menciptakan lingkungan bersih yang nyaman. Antusiasme warga terhadap kerjabakti hanya muncul ketika ada kunjungan dari pejabat daerah setempat. Meskipun menurut pak RT, warga di lingkungan ini menyadari betul dampak yang dapat timbul dari kebiasaan buruk ini. Betapa ‘Indonesia’ sekali warga di sini.

Wawancara berlangsung selama kurang lebih satu jam, lalu kami melanjutkan dengan survey lapangan. “Oh, silahkan mbak, dicoba juga boleh ko”, jawab pak RT saat kami meminta ijin untuk melihat WC umum yang tadi kami bicarakan, kami hanya bisa tersenyum mendengar jawaban tersebut.



Dari kejauhan nampak beberapa kapal terikat di batang bamboo yang ditancapkan di sisi sungai. Kami mencoba mendekat, air sungai tampak keruh dengan sampah yang tersebar di berbagai sisi sungai, mau amis semakin menyengat saat kami mendekat. Dan ternyata memang benar bahwa WC umum yang dimaksud pak RT tadi, memanfaatkan sungai sebagai septitank-nya. tidak tampak jelas adanya aliran air di sungai yang sedang kami amati. Berbagai macam sampah plastik tampak mengapung. Sekitar 10 meter dari tempat kami berdiri tampak tumpukan sampah yang menggunung. Menurut pak RT, tidak jarang ketika air pasang anak-anak berenang di kali multifungsi ini. Mencengangkan.

Alam menjadi sumber penghidupan merangkap sumber bencana yang tidak terelakkan. Potret kehidupan masyarakat Indonesia.


Sunday, December 2, 2012

Semoga Tidak Terjadi Apa-apa pada Hati yang Hanya Satu

ketika mencintai seseorang dan rasanya cinta itu meluap-luap, tapi tidak pernah bisa mengekspresikannya rasanya seperti tertindih batu yang beratnya berton-ton tepat diatas dada. Jangankan untuk mengekspresikan, bagaimana mungkin, ketika yang di cintai tidak memiliki perasaan yang sama. Rasanya mungkin selalu sama, bingung mau berteriak harus berteriak pada siapa, mau menangis untuk siapa. Mau berteriak selantang apapun juga tidak didengarkan, mau menangis hingga nafas terasa sesak pun juga tidak akan dipedulikan. Ya. Memang seperti itu karena ketika mencintai seseorang yang tidak balik mencintai itu adalah urusan yang mencintai, mau sakit hati ya di tanggung sendiri, mau berdarah-darah ya diobati sendiri, yang dicintai tidak akan pernah terpengaruh karena memang dia tidak balik mencintai.

tidak ada yang salah memang, hanya saja yang mencintai itu bodoh sekali, kenapa tidak segera berhenti, kenapa masih tetap saja bertahan di situ padahal sudah tau sakit. Sementara yang dicintai bebas kesana kemari bersama orang lain yang mungkin dia cintai atau tidak dia cintai. Sementara yang mencintai selalu was-was, tapi mau protes juga tidak bisa, memangnya siapa dia? Enak saja diprotes-protes, berhak juga tidak. Tapi disisi lain, yang mencintai berusaha mengelus dada sambil mengobati hatinya yang sakit, berkata pelan untuk hatinya yang sedang lecet atau bahkan berdarah, “tidak apa-apa yang penting dia bahagia, melihat senyumnya sudah cukup membahagiakan, bisa bersamanya itu adalah bonus dari ketulusan yang aku berikan”. Padahal kalo saja dia tahu, hatinya yang lecet atau bahkan berdarah itu sedang berteriak-teriak, ”berhenti, berhentilah mencintainya”. Tapi sayangnya teriakan-teriakan itu teredam oleh luapan cinta yang begitu besar untuk seseorang yang tidak balik mencintai.

Apapun dilakukan demi melihat yang dicintai bahagia, ya, karena bagi yang mencintai, melihat senyumnya adalah bahagia, meskipun harus merasa sakit di dada sebelah kirinya, karena terkadang yang membuatnya bahagia adalah sesuatu hal yang menyakitkan bagi yang mencintai. Dan lagi yang mencintai akan berkata pada hatinya ‘tidak apa-apa, yang penting dia bahagia’. Saking seringnya dicekoki kalimat itu, hatinya sekarang jadi mati rasa, mau sakit mau bahagia mau sedih rasanya hampir sama, ya mati rasa, tidak bisa lagi membedakan. Kalau sudah begini sebenarnya berbahaya, tapi bagaimana lagi yang mencintai masih ingin bertahan meski yang dicintai masih tetap tidak pernah melihat.

selalu saja punya sejuta alasan untuk bertahan. Sekali dua kali sahabat-sahabatnya masih mau menasehati, tapi tidak didengarkan sedikitpun. Hingga akhirnya sahabat-sahabat lelah, dengan gamblang mengatakan bahwa dia bodoh. Yang bisa dilakukan sahabat-sahabatnya hanya berdoa agar sahabatnya yang sedang mencintai seseorang yang tidak balik mencintainya itu, tetap baik-baik saja, tidak terjadi apa-apa dengan hatinya yang hanya satu itu

Wednesday, November 28, 2012

Dia

Mereka berkata, "Dia sangat mencintaimu".

Ya, begitu mencintainya dia, sampai-sampai dia mau melakukan apapun demi melihatku tersenyum. Mereka mengatakan padaku, bahwa aku adalah semangatnya, sebentar saja dia menghabiskan waktu bersamaku, binar matanya akan segera berubah menjadi pancaran kebahagiaan yang seketika akan berpendar kesana kemari.

Mendengar hal itu, seketika ada rasa sakit di dadaku, bukankah ketika aku bersamanya aku lebih sering terdiam? Dia bercerita tentang ini dan itu dengan cerianya, tapi ketika sampai di akhir cerita aku tak menanggapi apapun bahkan melihatnya pun tidak, bagaimana mungkin dengan bersamaku bisa membuatnya begitu bahagia. Sebegitu berartinya kah aku baginya?

Masih kata mereka, "Dia begitu membanggakanmu, dia selalu mengatakan bahwa kamu adalah seseorang yang begitu baik hati, cerdas dan mengagumkan."

Hey, bukankah aku lebih sering membuatnya menangis, bagaimana mungkin dia menyimpulkan aku ini baik hati?

Mereka melihatnya terjatuh berkali-kali untuk mencitaiku.

Disaat cintanya padaku tak pernah sedikitpun berkurang, aku justru sedang bersama orang lain. Tapi dia selalu mengatakan bahwa dia akan ikut bahagia ketika melihatku bahagia. Bahkan sejauh yang aku ingat dia selalu mengatakan ‘have a nice day’ setiap kali aku menghabiskan waktu bersama perempuan lain. Dasar bodoh, pasti itu rasanya sakit sekali.

Kata mereka, "Dia tidak hanya mencintaimu tapi juga mencintai keluargamu."

Ya, dia selalu mengingatkanku bahwa merekalah yang harus aku utamakan. Merekalah yang selalu mendukungku selama ini, yang tidak pernah habis rasa pedulinya padaku.

"Dia berdarah-darah", kata mereka. "Ya, hatinya berdarah-darah untuk mencintaimu."

Padahal yang aku tau dia selalu berkata, ‘Hey, itu hatimu berdarah-darah, segera di obati biar tidak terlalu banyak darah yang keluar’. Dia berusaha menguatkanku meskipun aku masih tetap saja menganggapnya biasa. Sekuat apa dia, bahkan dalam keadaan berdarah-darahpun dia masih sempat memikirkanku, mengajakku berdiri dan berjalan lagi. Bahkan dia berkata,’ bahagia bisa melihatnya kembali berdiri dan belajar berjalan kembali’. Padahal dia sendiri sudah kehilangan banyak darah dari perdarahan di hatinya.

Itu dulu. Sekarang aku mencarinya, yang bisa mereka katakan hanya itu, hanya tentang seberapa besar mencintainya dia padaku. Tidak satupun dari mereka yang memberikan jawaban mengenai keberadaannya. Aku baru menyadari bahwa aku memiliki cinta untuknya. Ini, cinta yang baru aku sadari setelah dia pergi, setelah dia berhasil menghentikan perdarahan di hatiku, mengajakku berdiri dan lalu mengajariku berjalan, bahkan aku sudah tidak ragu lagi untuk berlari. Hey, dimana kamu? Aku mencintaimu, sini biar aku obati hatimu, lalu aku akan mengajarimu berdiri, berjalan dan berlari, bukan untuk menjauhiku, tapi untuk berada disisiku.

Wednesday, October 31, 2012

Jeprat- jepret Amatir

kali ini ceritanya lagi pengen belajar 'motret dengan bener'. Yup, mumpung ada yang ngajarin dan tentu saja ada kamera bagus yang boleh dipegang hehehe ..
bebarengan dengan acara LKMM Nasional VI ILMIKI yang digelar pada awal bulan Oktober kemarin, rasa penasaran terhadap kamera canggih, EOS, pun muncul ketika melihat beberapa teman tampak asyik berburu gambar dengan kamera canggih itu. Kebetulan ada waktu senggang ketika peserta LKMM beristirahat, aku mencoba membidik beberapa objek, di pandu oleh candra, masih amatiran tapi ini ada beberapa hasil yang kata chandra 'lumayan' untuk seorang pemula. Menurut candra aku berbakat di foto Makro ato entah apa namanya.




ini aksiku dengan si EOS





ini vas bunga di meja MC




Menu Sarapan Hari ke 3




sambel kacang bumbu pecel




tissue kuning, nice color :D


begitu mencoba ini kamera, aku langsung jatuh cinta. Ketagihan membidik objek objek makro di sekitar aula. Tiba-tiba autis bersama si Kamera dan langsung berhasrat untuk nabung biar nanti bisa menenteng EOS milik pribadi dan jeprat-jepret sana-sini :D

Monday, October 29, 2012

Mereka Berpikir

Seringkali orang-orang yang melihat kebersamaan kita, berpikir kita adalah pasangan romantis yang sering menghabiskan waktu bersama, bernyanyi, bercerita lalu terbahak. Menurut mereka kita adalah pasangan serasi yang bisa saling mengisi, aku yang manja dan kamu yang dewasa, aku gemar bercerita sedangkan kamu selalu punya waktu untuk mendengar.

Ada yang bilang kita ini mirip dan pasangan kekasih yang mirip biasanya berjodoh. Bahkan ada yang dengan sangat gamblang mengatakan kepada orang tua ku bahwa orang tuaku pantas menjadi besan orang tuamu.

Pernah, ketika kita sedang menikmati wedang ronde kesukaanku yang -- kamu selalu menjadi temanku ketika menikmatinya – segerombolan pengamen mendatangi kita. Kamu sudah menyerahkan beberapa keeping uang receh sebelum mereka menyelesaikan intro lagu yang mereka bawakan, tapi mereka tidak kunjung beranjak dari depan mata kita. Mereka justru meneruskan lagu berjudul ‘Sempurna’ untuk kita, yang akhirnya membuat kita salah tingkah. Mereka terus menyanyi sampai bait terakhir lagu, dan kita hanya terdiam lalu sibuk memainkan handphone masing-masing. Agak aneh menurutku, pengamen ditempat ini biasanya langsung berlalu ketika sudah diberi beberapa keping receh, tapi kali ini mereka benar-benar menyanyi hingga bait terakhir lagu, lalu dengan senyuman paling manis mereka mengucapkan terimakasih pada kita. Kita terdiam sejenak ketika segerombolan pengamen tersebut meninggalkan kita, lalu aku berusaha biasa saja dan lalu aku kembali bercerita tentang ini dan itu.

Waktu kamu mengikuti prosesi penyerahan gelar sarjanamu, aku disana menemanimu. Orang tuamu sedikit kaget tapi kemudian berubah ramah, maklum mereka sudah mengenalku namun tidak pernah tau bahwa kita sering menghabiskan waktu bersama. Satu hari penuh aku menemani mereka, sepertinya mereka berpikir bahwa aku ini seseorang yang special untukmu.

Tapi sayangnya mereka semua salah, kita ini bukan pasangan kekasih. Kalau meraka bilang kita ini serasi, saling mengisi, dan bahkan terlihat romantis, itu hanya menurut mereka. Mereka tidak tau apa-apa tentang kita. Mereka juga tidak pernah tau bahwa aku sudah tiga tahun menemanimu seperti ini, ya, hanya menemani saja bukan mengisi ataupun melengkapi. Kalau mereka bilang kita ini serasi, mungkin merekan hanya salah melihat saja.

Kita pernah membicarakan tentang cinta, tapi bukan tentang kita,tapi tentang si A dan si B yang saling mencintai. Kita juga pernah membicarakan tentang status tapi lagi-lagi bukan tentang kita, tapi tentang wanita itu dan lelaki itu. Kita ini lucu, ah bukan kita tapi aku, sudah tau bahwa ‘KITA’ terlalu samar untukku, tapi aku tetap saja bertahan ini, menemanimu. Seringkali aku merasa lelah menyangkal pendapat mereka bahwa kita ini sepasang kekasih.

Sunday, October 21, 2012

Berhenti dan Lalu Pergi

Aku masih punya kekuatan untuk bertahan, aku juga masih mempunyai sisa rasa untukmu, dan satu lagi, aku pun masih membutuhkanmu. Tapi, satu hal yang tidak aku punya, kamu tau apa? Stok hati. Ya, aku tidak punya stok hati untuk kamu hancurkan lagi. Sekarang, mumpung hatiku masih bisa disembuhkan aku memilih untuk berhenti mencintaimu.


‘Kita’ sudah ada dalam ‘daftar’ itu. Ya, aku dan ‘kamu’. Tidak akan tertukar, jadi ‘kamu’ tidak perlu merisaukan siapa aku, bagaimana aku, dimana aku dan kapan kita dipertemukan. Begitu juga denganku, aku tidak perlu takut ‘kamu’ akan tersesat ke jalan yang salah, toh akhirnya ‘kamu’ akan dikembalikan ke jalan menuju aku. Jadi persiapkan diri saja untuk menyambutku, aku disini juga sedang bersiap-siap menyambutmu.


Kalau hari ini adalah hari terakhirku bersamamu, ada sesuatu yang ingin kamu katakan padaku? Tentang ‘ tertawa jelekku’ mungkin? Bahwa kamu sangat menyukainya dan seringkali merindukannya.


Kalau kamu merasa lelah untuk ‘moving on’ bersabarlah, karena tidak ada yang instan. Untuk menikmati mie instan saja kita harus menunggu 5 menit, apalagi ini, masalah hati.


Kamu pernah merasa takut aku menjadi terlalu lelah dan lalu pergi meninggalkanmu? Kalau ternyata tidak, aku akan pergi sekarang juga darimu, sebelum aku merasa lelah.


Sini, duduk disampingku, dengarkan aku bernyanyi dan bercerita, lalu ucapkan satu dua kata untuk membuatku tertawa. Nikmati kebersamaan kita ini, karena besok aku memilih untuk pergi darimu.


Kamu tau, malaikat-malaikat turun ketika hujan datang, dan kamu tau apa yang aku lakukan ketika hujan? Aku berdoa untukmu, jadi nanti ketika malaikat-malaikat itu kembali ke langit, mereka akan langsung menyampaikan doaku pada Tuhan.

Monday, October 15, 2012

Lihat ke Arahku

Hujan. Kamu tau? Aku benci ketika air langit itu turun. Selalu dan selalu, hujan menggiring otakku untuk memutar kembali potongan-potongan adegan tentangmu.

Dulu. Ketika hujan datang, jari-jari kecilmu akan menarik pergelangan tanganku, sambil berkata ‘aku sangat suka hujan. Kamu tau kenapa?’.

‘ Karena setelah hujan kamu bisa melihat pelangi’ kataku sambil memperhatikanmu yang sedang asik mengamati hujan.

‘salah, karena ketika hujan malaikat-malaikat turun, jadi aku bisa berdoa, nanti kalau malaikat-malaikat itu kembali ke langit, mereka akan langsung menyampaikan keinginan-keinginanku pada Tuhan’

Lalu aku melihatmu memejamkan mata, berdoa. Aku memperhatikanmu sejenak, bulu matamu yang lentik terlihat bergerak-gerak. Lalu aku akan ikut memejamkan mata, ikut berdoa. Saat aku membuka mata, kamu masih berdoa, sesekali tersenyum dalam doamu. Hey, kamu tau? Senyummu itu, aku sangat suka melihatnya, menimbulkan gemuruh dihatiku, meskipun saat itu langit tidak sedang bergemuruh karena hujannya tidak terlalu deras.

‘Apa yang kamu minta?’ katamu, masih dengan senyum itu, hey bisa tidak berhenti tersenyum, bisa-bisa ada petir di hatiku.

‘ rahasia’ kataku, ‘ kamu?’

‘ aku berdoa agar aku dan kamu tetap bisa seperti ini, berbagi cerita, dan saling menguatkan’, matamu berbinar.

Aku tersenyum. Kalau saja kamu tau, aku tidak mau kita terus seperti ini. Itu menyakitkan untukku. Bagaimana tidak, aku bisa bersamamu seperti sekarang ini, melihat senyummu dan melihat mata berbinar, tapi disetiap pembicaraanmu selalu ada dia, laki-laki yang kamu kagumi. Kalau saja kamu bisa mendengar doaku, aku berdoa agar kamu, melihat kearah laki-laki yang ada disampingmu ini. Lihat ke arahku, seseorang yang selalu ada untukmu.

Wednesday, October 10, 2012

Aku Sudah Selesai Mengemasi Kamu

Ruangan kecil ini, dulu, aku selalu membuatnya terasa nyaman untuk kamu tinggali. Beberapa waktu yang lalu kamu menjadi semakin betah tinggal di ruangan kecil yang ada di hatiku ini. Aku memberikanmu fasilitas paling mewah, perhatian, pengertian, semangat dan kehadiranku. Aku merasa menjadi yang paling bahagia ketika perhatian, semangat yang aku berikan untukmu, serta kehadiranku menjadikanmu semakin kuat. Akupun bahagia ketika kamu membutuhkan kehadiranku, ketika kamu membayar rindu yang aku simpan untukmu dengan meluangkan waktumu untuk membuatku tertawa lepas, ketika perhatianmu begitu tulus untukku dan ketika kamu mengangkatku saat aku jatuh.

Tapi belakangan kamu berubah. Aku memberimu perhatian yang cukup tapi kamu bilang, aku ini sok peduli. Lalu aku coba memberimu semangat, sekarang kamu bilang, bukan aku yang mampu menyemangatimu. Aku berusaha tetap disampingmu ketika kamu jatuh tapi kemudian kamu bilang tak membutuhkanku. Ini bukan yang pertama kali kamu mengatakan itu. Berkali-kali. Ya berkali-kali. Aku dengan sekuat tenagaku mengusahakan (lagi) agar kamu tetap nyaman tinggal di ruang kecil ini. Dan lalu kamu akan kembali lagi. Dan kemudian akan pergi lagi mengejar bahagiamu. Dan ketika kamu lelah kamu kembali lagi. Begitu seterusnya.

Sampai kali ini aku sudah terlalu lelah. Aku mengemasimu dari hatiku. Lihat, sudah selesai. Coba kamu periksa masih ada tidak yang terselip di pojok-pojok ruangan atau tidak. Kalau kotak yang ada di pojok itu, kamu tidak berhak membawanya, itu miliku. Aku beri tahu, isi kotak itu adalah kebersamaan kita dulu. Aku membiarkannya tetap di sini karena memang mustahil aku membuangnya, yang aku bisa hanya pelan-pelan menganggapnya sebagai kotak biasa yang berisi kenangan biasa, baru kemudian aku bisa menyimpannya di gudang.

Aku sudah selesai mengemasimu. Sini, biar aku bantu mengangkat barangmu sampai di depan pintu. Lalu aku akan menyaksikan punggung dan bahumu yang dulu pernah aku pakai bersandar ketika lelah, perlahan menjauh. Jangan, jangan berbalik untuk melihatku meski hanya sepersekian detik, bisa jadi aku akan kembali menarik tanganmu dan memintamu tinggal kembali.

Aku tau, setelah ini kamu akan kembali mengejar bahagiamu. Aku pun begitu, ruang kecil ini sekarang aku biarkan kosong, akan aku bereskan, dan aku siapkan untuk seseorang yang akan menjadi bahagiaku. Nanti kalau kamu terluka lagi, kamu boleh bertamu ke ruang ini lagi, tapi maaf bukan untuk tinggal di sini dan mendapatkan fasilitas mewah lagi dariku, kecuali kamu membawakan ‘hadiah kesungguhan’ untukku.

Rahasia Tentang Kamu

Hey, aku beri tau satu rahasia tentang dirimu yang mungkin kamu sendiri tak mengetahuinya dengan baik. Kamu terlalu lemah ketika sendiri, tapi coba lihat, ketika ada seseorang yang berada di sisimu, kamu punya kekuatan berlebih untuk menyakiti seseorang yang selalu ada untukmu itu.

Monday, October 8, 2012

bahagiaku itu sederhana

1. Terkadang, kita tak menyadari bahwa bahagia itu terlalu sederhana, lihat saja aku, mataku berbinar ketika kamu tersenyum karena bahagiaku itu sesederhana melihatmu tersenyum.

2. aku sedang mengemasi kamu dari hatiku, belum selesai, jadi cepatlah datang dan cegah aku jika kamu masih ingin tinggal disini, di hatiku.

3. Tersenyumlah, lalu coba kamu cari bintang yang binarnya paling terang di langit, percayalah kamu tidak akan menemukannya, karena binarnya sudah berpindah ke mataku.

4. Aku tak membutuhkan alasan untuk mencintaimu, tiba-tiba saja aku jatuh cinta, namun aku memerlukan berjuta alasan untuk meninggalkanmu. Kamu tau, aku sudah menemukan alasan itu.

5. Pembohong macam apa kamu ini, memintaku untuk percaya pada lisanmu, padahal matamu lebih bisa menjelaskan semua rasamu dengan jujur.

6. Kamu itu seperti hitam yang tersiram putih, abu-abu, terlalu samar untukku

7. coba sini, ikuti aku, akan ku tunjukkan sesuatu. ini, ruang kecil kosong ini dulu pernah ada kamu di dalamnya, sekarang aku membiarkannya kosong dan terbuka, jadi semua orang punya kesempatan untuk tinggal didalamnya sekarang,tinggal aku mengijinkan atau tidak

Saturday, October 6, 2012

Segera Lunasi

Kali ini hatiku sudah seperti rentenir, menagih pelunasan dari setiap tumpukan rindu yang aku simpan untukmu, sudah tak bisa di tolerir lagi, cepat datang, lunasi semuanya, luangkan waktumu untukku hanya sekedar untuk duduk bersama meskipun kita terdiam satu sama lain.

Sunday, September 30, 2012

Jangan Terlalu Lama Seperti Ini

Malam itu, akhirnya kita kembali bertemu setelah tepat satu bulan kita tak menghabiskan waktu bersama. Akhirnya, aku bisa memperhatikanmu sedekat ini lagi. Mengamati setiap gerakan dan merekam setiap kata yang kamu ucapkan. Kamu sudah memangkas rapi rambutmu, biasanya aku kurang suka melihat rambutmu ketika baru saja dipangkas, tapi kali ini aku suka terlihat lebih pantas dari biasanya. Sepertinya berat badanmu bertambah, mungkin karena kamu menghabiskan waktu terlalu lama di rumah dengan gizi yang tercukupi. Lenganmu yang biasanya aku cubit ketika aku kesal padamu, sepertinya tambah berisi. Aku semakin terlihat kecil saja ketika berjalan disampingmu, tentu saja, apalagi aku sempat sakit dan sulit tidur selama beberapa hari, berat badanku bukannya bertambah tapi malah berkurang.

Kamu tau, aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu lagi. Wajahmu terlihat lucu, beberapa kali terihat menahan tawa saat aku bercerita. Tak seperti biasanya, ya, karena kita terbiasa saling melempar canda lalu tertawa lepas bersama. Kali ini berbeda, kamu harus berusaha menahan tawamu dan menahan pandanganmu ke padaku. Mungkin masalah yang kemarin, ketika kamu kembali terseret ke masa lalu, dan aku hampir saja sampai di titik lelahku untuk bersamamu, cukup menguras energimu untuk sekedar tertawa bersamaku. Tidak apa-apa yang penting kamu ada di sini, di sampingku, itu sudah cukup membuatku bahagia.

Jangan terlalu lama seperti ini. Cepat kembali jadi kamu yang dulu, agar kita bisa saling melempar canda dan tertawa lepas bersama lagi. Jangan sampai sabarku habis untuk menunggumu.

Saturday, September 29, 2012

Aku memaafkanmu sebelum kamu meminta maaf dan bahkan aku memaafkanmu sebelum kesalahan itu kamu buat

Kita terbiasa bersama, berbagi cerita, tawa dan canda. Hey, aku selalu merindukan saat-saat bersamamu. Aku paling suka saat tanganmu dengan jahilnya mengacak-acak jilbabku, saat aku mulai memasang muka manyun.

Kamu itu, seperti super hero untukku setiap kali aku menemui masalah, kamu selalu sigap membantuku. Ingat tidak, saat aku pulang terlalu larut malam, pukul 10 malam kamu menjemputku di depan sebuah Rumah Sakit, lalu kamu memarahiku gara-gara aku belum makan sejak pagi sampai pukul 10 malam, dengan sabar kamu menemaniku makan hinga pukul setengah sebelas malam.

Lalu ini, hal-hal yang sering kamu lakukan. Seringkali, kamu datang kekontrakan untuk mengambil makanan yang aku masak untukmu. Aku paling takut menyebrang jalan raya, dan kamu selalu menjadi pahlawanku saat menyebrang. Saat aku sakit kamu membawakan wedang ronde kesukaanku. Kita bahkan pernah berkeliling kota, hanya untuk mencari lokasi berfoto. Duduk bersamaku, mendengarku bercerita dan bernyayi.

Kamu itu lucu, tak pernah mau memilih, bahkan saat membeli baju pun aku yang memilihkannya untukmu, dan kamu tak mau tau, kamu hanya menurut saja pada pilihanku. Meskipun aku kadang merasa kurang nyaman dengan kebiasaan ‘tak bisa memilih’ mu ini.
Atau mungkin kamu masih ingat yang ini, saat aku menangis di terminal. Aku ingin pulang ke rumah, seperti biasa kamu mengantarkanku ke terminal. Waktu itu sudah terlalu malam menurutku, lalu aku menangis di terminal karena aku tak berani naik bus. Aku meminta kembali lagi ke kos, kamu ingat, saking lelahnya menangis aku lapar, dengan polosnya aku mengajakmu makan dan kamu tertawa terbahak-bahak waktu itu.

Kalau yang ini, kamu pasti masih sangat ingat. Aku mendatangimu di kontrakan, jalan kaki. Lalu kamu bermaksud mengantarkanku pulang ke kontrakanku, tapi waktu itu kamu sedang apes mungkin. Hey, aku bukan ingin pulang ke kontrakan, tapi aku ingin kekampus. Dengan celana kolor yang sobek di bagian samping, sandal jepit yang berbeda kanan dan kiri, belum mandi pula, dan tanpa helm aku menggiringmu ke kampus, ‘aku tak mau lewat jalan pintas, aku maunya lewat tengah kampus dan melewati fakultasmu’ kataku. Aku tertawa terbahak sepanjang jalan, sedangkan kamu asik membanggakan diri, ‘ah, bakalan banyak adik tingkat yang naksir kalo penampilanku seperti ini’, katamu. Aku semakin terbahak mendengar kalimat itu.

Tapi sekarang, semua berubah. Kamu diam, lebih tepatnya kamu mendiamkanku. Kamu bilang ‘nanti kamu akan terus sakit hati kalau terus-terusan bersamaku, aku yang salah, dan aku tidak mau semakin banyak berbuat salah padamu”. Kamu memang salah tapi aku sudah memaafkanmu. Hey, apa kamu tidak ingat, kamu pernah bilang bahwa kamu selalu memaafkan setiap kesalahanku sebelum aku minta maaf, dan akupun mengatakan hal yang sama ‘memaafkanmu sebelum kamu meminta maaf dan bahkan aku memaafkanmu sebelum kesalahan itu kamu buat’.

Jadi, tetaplah di sini, duduk dan dengarkan aku bercerita, lalu ucapkan satu atau dua kata agar aku tertawa, dan aku akan membayarnya dengan nyayianku, ato mungkin perhatianku jika memang kamu butuh.

Friday, August 31, 2012

Pantai Indrayanti

Masih belum bosan jalan-jalan nih hehehe..

26 Agustus 2012.Perjalanan kali ini sebenernya ga direncanakan sih. Bermula dari update status nya mas ku di Facebook yang bilang katanya mau ke Wonosari, Gunung Kidul, Jogjakarta buat hunting pantai yang seru, jadilah acara jalan-jalan ini terlaksana secara tidak sengaja. Sebenernya mas ku udah berangkat duluan bareng Riski. Tiba-tiba handphoneku berdering, ternyata mbak Wiwid yang nelpon ngajak nyusulin. Okedeh akhirnya aku telpon mas ku, sempet kepikiran ‘kayanya ga jadi nih nyusul’ soalnya telponku tak kunjung diangkat. Setelah hampir 4 kali aku telpon dia, akhirnya diangkat juga, ternyata dia udah sampai di Semin. Langsung aku kabarin mbak Wiwid, tak lama kemudian mbak Wiwid datang jemput aku, dan mariii kita jalan-jalan.. :D

Setelah menempuh perjalanan selama satu setengah jam dari rumah yang terletak di kecamatan Cawas, akhirnya sampai juga di Wonosari.
Nah, buat yang hobi travelling kaya aku, ga ada ruginya lhoh berkunjung ke Wonosari, banyak pantai yang indah membentang dari barat sampai ke timur, siap memanjakan indra penglihatan nih. Kita bisa milih pantai mana yang bakal kita kunjungi, mulai dari pantai Parangtritis, Baron, Kukup, Krakal, Sundak, Siung, Wedi Ombo, Ndrini dan masih banyak lagi lengkap dengan ciri kas pantai selatan pulau Jawa yang memiliki ombak menggulung dan tebing karang tinggi. Kawasan Wonosari terletak 1,5 jam perjalanan dari kota Yogyakarta, selain menawarkan pemandangan yang siap memanjakan indra penglihatan, liburan didaerah Wonosari ini murah ko, setiap orang dibandrol 5 ribu sebagai biaya retribusi masuk pantai, murah bukan?

Kali ini pilihan jatuh pada pantai Indrayanti sesuai pilihan mbak Wiwid. Begitu sampai di pantai kami langsung di sambut oleh pasir putih kecoklatan yang terhampar, gulungan ombak, serta sinar matahari yang membuat air laut tampak berkilauan. Sayang, pantai sedang ramai, jadi kurang bisa menikmati suasana pantai. Masku sama Riski langsung berganti kostum dan siap berenang dalam gulungan ombak pantai, sedangkan aku dan mbak Wiwid memilih unuk mendekat ke tebing karang dan langsung take some pictures. Masku asik berenang *mentang-mentang bisa berenang*, sementara aku dan Mbak Wiwid sibuk ngobrol kesana-kemari, sebenernya aku uda gatel pengen nyemplung ke air tapi sayang ombaknya terlalu besar dan kabar buruknya aku belum bisa renang begitu juga dengan mbak Wiwid. Hahaha karena kurang ati-ati, hampir aja kebawa ombak gara-gara berusaha ngambil jaket dan tasku yang keseret ombak, alhasil basah semua deh, padahal ga bawa baju ganti gara-gara jalan-jalannya dadakan.


cuma ada satu foto ini sayangnya..


kalo yang ini pantai siung, bagus kan?

Buat kamu yang kurang jago berenang atau belum bisa renang kaya aku, disarankan untuk sangat berhati-berhati kalau main dipantai selatan Pulau Jawa karena ombaknya beda jauh dengan Pantai Utara. Pokoknya harus siap-siap pengangan dan berdiri dengan mantap, hindari batu karang yang licin ya. Oiya, buat kamu yang pengen punya kulit coklat silakan berjemur atau mengubur diri dengan pasir pantai seperti yang dilakukan masku dan Riski.

Sayang sekali jalan-jalannya harus udahan dulu, udah setengah 5, lagipula kami berangkat terlalu siang. Setelah bersih-bersih dan sholat ashar kami meluncur pulang dan kembali melewati jalan berkelok yang membelah dataran tinggi Gunung Kidul. Brrrr, Extremely cold cuy apalagi ditambah baju basah dan jaket basah, menghasilkan demam seharian deh.

Satu hal yang selalu disayangkan dibalik indahnya panorama yang ada adalah sampah, ga di pasirnya ga di air laut tetep aja betebaran sampah. Sayang, ga banyak cerita yang bisa dibagi untuk perjalanan kali ini, karena memang kurang eksplor sih, tapi semoga bermanfaat buat yang butuh referensi jalan-jalan. Selamat berwisata dan ingat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan ya, toh kalau tempat wisatanya bersih siapa juga yang seneng? Kita juga kan ?

cerita untuk 'kamu'

Hey, kamu apa kabar?

Semoga baik-baik saja disana, masih setia menungguku bukan? Akupun begitu, berusaha menyibukkan diri agar tak selalu memikirkanmu, jujur aku takut menganggu harimu saat aku terlalu sering memikirkanmu. Jangan lupa, persiapkan dirimu sebaik mungkin untuk menyambutku ya.

Hey, aku punya cerita untukmu, dengarkan, asal kamu tau aku ini seseorang yang sangat suka bercerita tentang ini dan itu.

Kamu tau, sudah tiga tahun ini aku mencintai seseorang. Dia begitu baik, selalu siap sedia jika aku menemui kesulitan, dia selalu berhasil membuatku tertawa lepas saat hari ku terasa begitu gelap dan membosankan. Dia juga tak pernah menolak mendengarkan aku berceloteh kesana-kemari, dan hebatnya dia tahan mendengarkan suara ku yang entah merdu entah tidak saat aku bernyanyi kecil. Satu lagi, bahunya tak pernah menolak setiap kali aku ingin membagi beban berat dikepalaku.
Hhaaha kamu cemburu ya? Sebentar, belum juga aku selesai bercerita, dengarkan dulu sampai habis.

Aku pun selalu berusaha menjadi seseorang yang selalu ada untuknya, siap menjadi teman paling setia setiap kali masalah datang memenuhi harinya. Aku memperhatikan setiap hal tentang dirinya, baju apa yang sering dia pakai, hal apa saja yang dia lakukan saat turun dari motornya, sticker apa yang ada di helm nya, bahwa rambutnya sudah beruban meskipun usianya baru 23 tahun dan masih banyak lagi. Tapi sepertinya dia tak terlalu membutuhkanku, karena ternyata ada hati lain yang dia pegang. Praktis, dia tak lagi mampu membuatku tertawa lepas saat hariku kelabu, tapi justru dialah yang membuat hari-hariku semakin tak menentu. Aku masih bertahan mencintainyai, namun tak lama aku memutuskan untuk menjauh. Hey, kamu tau rasanya harus berpisah dengannya? Aku mengingau menyebut-nyebut namanya, dunia rasanya seperti akan runtuh tepat di atas kepalaku. Tapi aku sadar aku harus bisa tanpanya. Terkadang aku masih menghubunginya sesekali meskipun aku tak pernah lagi bertemu dengannya. Aku berhasil melewati 6 bulan tanpa bertemu dengannya dan 2 bulan tanpa pesan singkat, telepon dan segala jenis komunikasi.

Masih cemburu?? Ini masih lumayan panjang lhoh ceritanya, sepertinya kamu butuh teh, kopi atau biskuit untuk dinikmati sambil mendengarkan celotehku. Jangan merokok ya tapi, aku tidak nyaman berada didekat perokok.

Oke aku lanjutkan lagi. Tak lama kemudian, ternyata takdir kembali mendekatkanku dengannya, namun kali ini aku berusaha mengatur hatiku, menyiapkannya kalau-kalau dia harus berlalu dari hidupku (lagi). Kita memberi nama hubungan kita sebagai ‘kakak-adek’ haha entahlah, tapi tak jauh beda dengan hubungan kita yang dulu. Dia masih siap sedia saat aku butuh bantuan, dia masih mempunyai jurus ampuh untuk membuatku tertawa lepas, dia masih belum bosan mendengarkan celotehanku dan nyanyian kecilku yang entah merdu entah tidak. Dan tentu saja bahunya masih sangat kuat menopang kepalaku. Tetapi dia juga masih tetap mempunyai hati untuk membuatku menangis, bedanya kali ini aku lebih kebal atau entah mungkin keras kepala lebih tepatnya. Tak sedikit teman yang menyarankanku untuk berhenti mecintainya, tapi tetap saja aku masih menyimpan harapan, bahwa suatu saat akan aku temui cahaya terang dalam keputusanku untuk tetap bertahan mencintainya. Tapi bukankan terlalu cinta dan terlalu bodoh itu hanya memiliki pembatas yang sangat tipis? Satu tahun lebih aku menjalani hubungan ‘kakak-adek’ dengannya, aku masih saja ngotot mempertahankannya meskipun sepertinya sudah terlalu banyak luka gores di hatiku karena dia memegang hatiku dengan asal-asalan hingga tak jarang hatiku terjatuh dari genggamannya.

Hahaha kalau nanti kamu bertemu dengannya jangan marah ya karena dia telah menyakitiku, maafkan saja, aku juga sudah memaafkan dia ko’ :D
Hey, jangan beranjak dulu, sebentar, masih belum selesai..

Sampai akhirnya beberapa hari yang lalu aku mendengar cerita yang sangat mencengangkan. Nanti saja aku ceritakan padamu jika kita sudah dipertemukan, terlalu banyak orang yang akan membaca jika aku ceritakan disini. Cerita itu langsung aku dengar dari lisan seseorang yang dia pegang juga hatinya, parahnya yang dialami oleh seseorang -- yang juga dia pegang hatinya—ini, lebih menyesakkan dari apa yang aku alami. Saat itu aku benar-benar tak mampu berucap, kaget setengah hidup, dan secara otomatis pabrik air mataku untuknya berhenti memproduksi air mata lagi, tak ada lagi jatah air mata untuknya. Jika selama ini aku memilih untuk tetap bertahan dalam pusaran arus yang tak menentu sambil tetap membiarkannya memegang kunci pintu hatiku secara asal-asalan, kali ini aku memilih untuk merebut kunci hatiku yang dia pegang lalu melemparkannya kedarat, berharap akan ada seseorang yang menemukan untuk kemudian menyelamatkanku dari pusaran arus yang tidak jelas ini, karena aku masih terlalu takut untuk melompat sendiri. Namun tak mustahil kemungkinan lain yang akan terjadi, bisa jadi dia yang akan mengajakku keluar dari pusaran arus untuk kemudian kembali menggenggan kunci hatiku.

Hey,kamu tau tidak, aku berharap kamu yang akan menyelamatkanku dari pusaran arus yang tidak tentu arah ini. Entah kamu sebagai orang lain yang akan menemukan kunci hati yang telah aku lempar kedarat, atau kamu sebagai dia yang akan mengajakku keluar bersama-sama dari pusaran arus ini. Satu hal yang pasti aku masih setia menunggumu disini dan juga mempersiapkan diriku sebaik mungkin untuk bertemu denganmu. Oiya jika ternyata kamu adalah dia, aku berharap saat kita dipertemukan atau lebih tepatnya disatukan nanti, sikapmu yang kurang tegas itu sudah hilang, karena aku butuh seseorang yang tegas untuk memimpinku.

Aku menceritakan ini bukan sengaja untuk membuatmu cemburu, asal kamu tau seberapa besar pun sayang dan cinta ku saat ini padanya, tak akan pernah sanggup melebihi rasa sayang dan cintaku untukmu kelak. Bahkan meskipun sekarang (mungkin) kita belum dipertemukan, aku pun sudah sangat mencintaimu, percayalah. Tapi jika memang saat ini kamu cemburu, tak apa itu tandanya kamu juga mencintaiku bukan?

Hoaam, ah aku sudah mengantuk, kamu masih ingin mengerjakan sesuatu yang lain? Baiklah, selamat beraktifitas kembali, terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mendengarkanku. Oiya jangan tidur terlalu malam ya.. :D

Sunday, July 22, 2012

Jepara: Bumi Kartini

Yeay! Jalan-jalan lagi nih ..

Kali ini, jepara menjadi pilihanku untuk berlibur. Aku dan teman-teman (Desti, Farida, dan Iddo) memilih untuk berlibur ala ransel, bener-bener ala ransel banget deh pokoknya. Bermodal fisik sehat, motor, keinginan yang kuat dan uang secukupnya, kami berangkat menuju kota Jepara –Bumi Kartini yang terletak sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Semarang.
Kami berangkat pukul 07.00 pagi setelah sarapan di sebuah warung soto di Tembalang. Bermodal keinginan yang kuat kami berangkat menuju Jepara meskipun kami ga tau persis jalan menuju Kota Ukir tersebut. Sebenernya Zuni –yang rumahnya bakal jadi tempat kami transit, nawarin buat berangkat bareng dari Semarang, tapi karena saking bandelnya, kami memutuskan untuk berangkat duluan.

Setelah satu jam perjalanan kami berhasil memasuki kota Demak tanpa nyasar# yaiyalah Demak kan Cuma situ doang. Kami mulai bingung saat di perbatasan Demak- Jepara, okedeh daripada bingung akhirnya Zuni memberi kami instruksi untuk mncari patung Durian di pasar Tahunan Jepara # namanya emang pasar Tahunan tapi bukan berarti bukanya Cuma setahun sekali lhoh. Well, akhirnya dimulailah pencarian patung durian. Setelah beberapa kali bertanya pada warga sekitar akhirnya kami menemukan si Patung Durian –yang memang benar-benar mirip dengan durian asli. Sekitar 10 menit kami menunggu di Patung Durian, akhirnya Zuni datang juga. Yuk mari, lanjutkan perjalanan.. :D


Ini nih Si Patung Durian

Yuhhuuu, bersama Zuni kami menempuh perjalanan selama 20 menit, harus menyesuaikan dengan gaya bermotornya Zuni yang uda ala pembalap gitu deh. Kurang lebih 2,5 jam perjalanan dari Semarang, akhirnya kami sampai juga di rumah Zuni yang terletak di Kawasan Wisata Pantai Bandengan.
Disambut deretan mebel di depan rumah Zuni. Salim dulu yuuk sama ibunya Zuni—yang lebih pantes jadi mbak nya Zuni,hhehe. Rencananya setelah beristirahat sejenak kami bakal langsung cus ke pantai, namun tak disangka-sangka, ibu nya Zuni lagi masak buat kita. Okedeh akhirnya kami menunda keberangkatan menuju pantai, ga baik nolak rezeki, apalagi ikan bakar dan sambel kecap ala Ibu nya Zuni emang bener-bener nyus banget # huuuu… bilang aja laper..


Ini nih ikan bakar nya, keliatan enak kan?

Udah kenyang nih, makasih ya Tante buat ikan bakar dan sambel kecapnya hehehe. Sekarang saatnya berangkat ke pantai. Udah siap nih kitaa, tapi kata Zuni suruh nunggu sebentar, okedeeeh kita tunggu # meskipun kita ga tau apa yang sebenernya ditunggu. Wuihh tak disangka-sangka yang ditunggu adalah bapaknya Zuni, dengan gaya ala polisi banget, bapaknya Zuni keluar dengan motor cowok. Zuni memberi kami instruksi buat ngintil bapaknya dari belakang. Dimulailah konvoi menuju pantai bersama bapaknya Zuni.
Di pintu masuk pantai: klakson berbunyi dua kali dari motor bapaknya Zuni, semacam kode gitu, lalu terjadi percakapan, kurang lebihnya seperti ini
Petugas pintu masuk (PPM) : ‘siapa pak?’
Bapaknya Zuni (BZ) : ‘Kelurga’
PPM : ‘Berapa motor?’
BZ : ‘tiga motor’
PPM : ‘Oke masuk’
Ahahay, langsung deh dengan wajah sumringah kami masuk ke Pantai, thx a lot ya Oom :D Kaya nya asik nih kalo ada Kartu Tanda Teman Bapak Zuni, hheehe pisss Zun v^^

Di Pantai
Sebenernya, kami di kasih naik banana boat gratis, tapi karena untuk naik banana boat kami tidak diijinkan memakai peniti dan teman-temannya, kami memutuskan untuk ga naik banana boat aja, soalnya yang cewek semuanya jilbaber dan ga pake jilbab bergo, tapi pake yang segi empat. Okedeh gapapa.

Desti dan aku langsung menuju pantai, maen air. Si Farida ga mau nyemplung, Zuni katanya uda bosen ama pantai, Iddo mulai autis dengan kamera pocket yang dia pegang. Setelah asik dengan kegiatan sendiri-sendiri, akhirnya kami memutuskan untuk menuju Pulau Panjang, menggunakan perahu. Buat kamu yang pengen ke Pulau Panjang jangan sampai kena tipu, harga standar perahu ke Pulau Panjang Cuma 10 ribu/ orang pulang pergi.

Di Pulau Panjang


Selamat Datang di Pulau Panjang

Pulau Panjang terletak sekitar sepuluh menit perjalanan dari pantai Bandengan menggunakan perahu motor, perahu motor lho ya bukan gethek. Kalo kamu niat muterin tepi pulau Pajang dari satu titik nanti pasti kamu bakal kembali ketitik tersebut, kecil kok pulau nya. Cuma dikasih waktu satu jam nih di Pulau Panjang. Begitu sampai di dermaga kami langsung berlarian mencari posisi yang pas buat foto hehehe. Setelah puas foto-foto di dermaga, Langsung deh kita cus muterin nih Pulau sambil hunting view yang bagus buat take pictures. Wah ternyata uda adzan

Dzuhur, mari sholat. Setelah sholat kami melanjutkan perjalanan. Asik akhirnya nemu tempat bagus buat foto-foto sambil menikmati tenangnya ombak di Pantai Laut Selatan. Yuk foto-foto.. \


Ini nih pose-pose kita hehehehe

Pulau Panjang belum selese kami puterin, tapi sayang waktu kami udah abis. Pas perjalanan balik menuju dermaga, kami menemukan satu sisi pulau panjang yang buagus banget dan bikin kami teriak.’W.O.W. what a very beautiful Landscape…!!!!’ # hahaha lebay, tapi serius bagus banget. Kata Desti ‘ buagus banget ndon kaya wallpaper di Internet’



Bagus banget kan ?

Tapi ditengah indahnya pulau panjang masih ada aja sampah yang dibuang ke laut, padahal uda banyak papan-papan peringatan yang dipasang. tapi senegnya di Pulau Panjang uda ada penanaman mangroove nya lhoh

Oke mari kita menepi ke pantai Bandengan lagi. Bingung nih udah lebih rame pantainya dibanding waktu kita baru nyampe tadi. Banyak anak-anak pramuka pada maen air. Akhirnya Iddo mengusulkan untuk menyewa pelampung. Buat kamu yang mau nyewa pelampung, harga normalnya 10 Ribu per pelampungnya. Karena kita liburan ala ransel jadi kita nyewa satu pelampung buat berlima, tapi justru seru banget malahan, Farida yang awalnya bener-bener kagak mau nyemplung, akhirnya basah kuyup pas maen pelampung.



Ini nih kecerian kita waktu maen air

Udah sore nih balik yuuk… kami memutuskan untuk kembali ke rumah Zuni untuk mandi, sholat, pamitan sama ibu dan bapaknya Zuni dan bersiap pulang. Sebelum pulang kami diajak Zuni ke GBK, hayo tebak GBK itu apa??? Awalnya aku piier Gelora Bung Karno, tapi bukaaannnn, beda tipis sih GBK yang di Jepara itu adalah Gelora Bumi Kartini, stadion tempat latihannya PERSIJAP. Arsitektur GBK terbilang unik, dengan atap tribun utama berbentuk kapal.



Duh, masih belum puas nih mengeksplor Jepara, tapi mau ga mau kami harus segera kembali ke Semarang, kembali ke rutinitas yang telah menunggu kami. Sebelum pulang kami mengisi perut dulu di warung mie ayam. Oke, sudah kenyang.. mari pulang. Zuni mengatarkan kami sampai Patung Durian, lalu kami melanjutkan perjalanan ke Semarang. Terimakasih Zuni untuk semuanya…. :D

Di perjalanan pulang, entah ngantuk ato memang kondisi jalan yang licin atau ada faktor x, Iddo mengalami kecelakaan di Demak, eh tanpa disangka aku dan Desti nyusul iddo, kami ikutan jatuh, dan tak disangka pula dua motor di belakang kita ikutan jatoh. Tapi Alhamdulillah Allah masih melindungi kami, ga ada yang lecet meskipun kami meluncur di aspal, bersyukur banget sama Allah. Pas uda sampae Semarang kami berpencar, eh aku dan Desti pake acara nyasar pula, dengan muka cemong karena habis nyium aspal kami melaju pelan dengan motor Mio milik Desti, kami melewati kawasan Citarum dan jalan Soekarno Hatta yang benar-benar kami ga hapal arah jalannya. Tapi Alhamdulillah semuanya jadi jelas ketika kita sampai di jalan Majapahit.

Wuiiih, pengalaman luar biasaa, memperkuat ukhuwah sambil menikmati alam yang indah, semakin tersepona dengan ciptaan Allah..


Yuk mariii, planning rihlah selanjutnya adalah Puncak Gunung Bromo, Bismillah semoga terwujud. Amiiiin.

Thursday, July 12, 2012

kapan aku mencapai batas akhir kesabaranku untuk mencoba memahamimu, jangan tanyakan itu padaku. karena aku tak akan dapat menjawab pertanyaanmu itu.

Wednesday, June 27, 2012

aku, kamu dan kegilaan kita

Lagi, kita melakukan hal konyol. Setelah yang terakhir adalah berfoto di depan lampu merah jembatan banjir kanal barat, kali ini kita berpiknik bersama di depan rumah sakit. Aku pernah berpikiran untuk melakukan hal konyol ini, tapi aku rasa kamu tidak akan menyetujuinya. Giliran aku yang tercengang sekarang, saat kamu membeli kue bandung kemudian memintaku untuk membeli minuman di minimarket dan kamu mencomot satu cone es krim, lalu bergegas melaju dengan motormu. Meskipun saat itu kamu menanyakan dimana kita akan menghabiskan makanan ini, (dan lalu, tentu saja aku memilih tempat itu) namun aku yakin bahwa sebenarnya kamu pun memikirkan tempat yang sama dengan yang aku pikirkan.

Tempat ini, belakangan menjadi tempat favoritku,terang, tenang namun tidak terlalu sepi, dan dari tempat ini aku bisa melihat jutaan kerlip lampu. Dan aku pikir, sekarang mulai banyak orang yang menjadikan tempat ini sebagai tempat favorit. Di samping kanan kita ada satu pasang kekasih dan begitu juga disamping kiri kita, sepertinya mereka sedang membicarakan hal serius. Jauh di sisi kanan kita, ada segerombolan orang yang sedang berbincang, sesekali mereka terbahak.

Hahaha, kita memulai piknik konyol ini, dengan satu kardus kue bandung, satu cone es krim, dan satu botol air mineral, rukun sekali ya kita? Kamu semangat sekali menyantap kue bandung hitam manis itu, lalu membuka es krim. ‘ ini’ katamu, sambil menyodorkan es krim itu padaku. Aku menggeleng, ‘ nanti saja’. Kita berusaha menghabiskan makanan yang kita beli, namun gagal karena aku tak terlalu suka makanan manis. Aku hanya mengambil 2 potong kue bandung, dan menggigit sedikit es krim yang kamu bawa. Banyak hal yang aku ceritakan padamu, namun kamu hanya diam, entah bosan, entah kamu dengarkan atau tidak ocehanku yang panjang lebar itu, aku tak peduli. Kamu merebahkan badanmu di rerumputan dan menutup mata, dan aku duduk disampingmu sambil bernyanyi. Mungkin orang-orang yang melintasi tempat kita berpiknik akan berpikran bahwa kita ini PASANGAN ROMANTIS yang GILA. Hey, tentu saja kita akan segera memprotes orang yang mengatakan hal seperti itu, karena AKU dan KAMU BUKAN PASANGAN, jadi tidak ada kata ROMANTIS, mungkin yang pantas untuk kita hanyalah kata GILA.

Entahlah, sampai kapan kita bisa melakukan hal konyol seperti ini lagi, menjadi TEMAN menggila satu sama lain, karena tak lama lagi pasti aku akan lebih sering merindukan kebersamaan kita.

Sunday, June 17, 2012

nersvaganza 2012

Yuhuuu… aku datang lagi, duh maaf ya blogku tercinta lama ga nulis nihh..

Well kali ini tentang pengalaman seru bersama teman-teman kontingen keperawatan UNDIP di ajang Nersvaganza Nasional yang diselenggarakan di Univesitas Gajah Mada Yogyakarta 8-10 Juni 2012 kemarin. Apasih Nersvaganza itu, nah Nervaganza itu adalah acara tahunan milik Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia semacam olimpiade untuk anak-anak keperawatan gitu deh.

Bertolak dari Semarang jum’at 8 juni pukul 06.30 WIB, pake travel Cip******, aku masih setia memasang muka ngantuk ku, gara-gara abis latihan langsung cus ke puskesmas buat responsi dan baru pulang pukul 23.00 WIB. Oiya sini-sini saya kenalkan personel dari kontingen keperawatan UNDIP, dari perwakilan NURSING SKILL COMPETITION (NSC) kita punya, Eva Dwi Mayrani ( yang kalo manggill dia kita harus pake pronunciation yang bener jadinya gini “Ewa” gituu), ada Dwi Nur Rahmantika a.k.a Enyak, dan yang terakhir Marissa. Perwakilan ENGLISH DEBATE COMPETITION kita punya Nur Hafizah Widyaningtyas a.k.a Fiza, Azka Fathiyatir R and me. Kami juga punya pendamping setia dari Hublu HIMKA, tarrrraaaa dia dalah Niken Purbo Laras (mungkin dia sahabat dekatnya cindelaras kali ya??).Well dengan formasi ini kita siap bertempur memperjuangkan nama baik almamater tercinta :D





Mengemban tugas Negara membuatku over nervous, sampai-sampai motilitas usus ku meningkat #hasseek bahasa ku# Iya serius nih, sampai-sampai aku kenceng banget megang tangan Fiza yang duduk disampingku, uda mirip adegan ibu hamil nahan kontraksi gitu deh. Untungnya travel yang kita tumpangi punya Restspot.

Setelah hampir 3,5 jam melewati jalan Semarang- Jogja yang berliku-liku akhirnya kami sampai juga di Faculty of Medicine Gajah Mada University, wah ini nih atmosfer nya uda makin kerasa aja. Kami disambut oleh LO kami tercinta, Mutiara yang akrab dipanggil Tiara. Kami segera diantar ke Gedung Ismangoen, naruh tas lalu bergegas mengikuti technical meeting. Dan satu hal ga elit yang aku lakukan adalah langsung meminta tolong Tiara untuk nyariin Entrostop # sumprit malu banget sebenernya.

Setelah mengikuti Technical Meeting, kami makan siang. Terjadi kesenjangan di sini, bagaimana tidak yang mendapatkan makan siang dari panitia hanya tim NSC saja, sedangkan tim EDC dapet snack doang. Tapiiii.. karena kita setia kawan, jadi kita makan bareng-bareng deh makan siangnya # tapi tetep aku Cuma makan seuncrit, takutnya terjadi reaksi yang tidak diinginkan pada perutku, soalnya Entrostop pesenanku belum datang.




Pukul 13.00 WIB kompetisi dimulai, tim EDC bertahan di lantai 3 untuk Tech-meet dan Match up bareng English Debating Society-nya UGM (EDS UGM). Sementara itu tim NSC turun ke Mini Hospital di lantai 1. Makin semangat saat Mr. Nur hadir mendampingi kami.

Nah, untuk round pertama di EDC kami tim debate bekesempatan mencicipi debate bareng temen-temen dari UNIBRAW, dan mbak Punjung berlaku sebagai Adjudicator kami di Round pertama ini. Alhamdulillah kami unggul di Round pertama dengan motion THBT the Classification of Hospital is a Discrimination of Health Services, berdiri di Opposition team kami berhasil mempertahankan case yang kami angkat dengan margin 4, yeay!! :D

Sekarang masuk ke Round ke dua, mengusung motion TH Regret the Implementation of PBL system in Medical Faculty. Berada di kubu Government kami di patahkan oleh tim Universitas Indonesia B dengan margin 4 juga.

Ini nih Round ke tiga dengan motion yang agak ringan namun lumayan juga, THBT Untrained and Uncertified Health Workers ( Dukun etc.) Should be Supported to Give Health Services , kali ini kami berperan sebagai Affirmative team melawan teman-teman dari Stikes dr. Supraoen. Ini nih yang bikin deg-deg soalnya panitia pake silent Round jadi kami ga tau menang ato kalah dari Stikes dr. Supraoen.

Now is the time to announce the 4 breaking teams, yeay, yeay, yeay.. kami harap-harap cemas nih… tim pertama yang masuk breaking teams adalah Universitas Indonesia A dengan 3 VP (kemenangan) tapi scorenya berapa lupa margin 17. Disusul Universitas Indonesia B dengan 3 VP, score 667 dan margin 12. Tim ketiga yang berhasil masuk breaking teams adalah Universitas Gajah Mada dengan 2 VP, score 670 margin -8. Hayo tebak siapa yang keempaaat???? Yeay! Kami jadi yang keempat masuk breaking teams, Universitas Diponegoro dengan 2 VP, SCORE 667 dan margin 5. Hah, ga sia-sia aku minum 5 tablet Entrostop di hari pertama hehe.. ^.^v. Alhamdulillah ya Allah..




Oiya, kabar dari NSC, tim kami sempet down sampai hampir nangis karena merasa ga maksimal dengan usaha yang telah mereka lakukan saat kompetisi. Saling memotivasi, itulah yang kita lakukan.

Selesai nih kompetisi di hari pertama, kita langsung disuguhi Garden Party sama panitia di lobi Auditorium FK. Wah seru sekali, karena peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia, panitia sengaja memperkenalkan cirri khas Kota Gudeg yang sarat nilai budaya. Mini Stage di desain dengan kain batik dilengkapi dengan sepeda ontel dan motor jadul, untuk makan malam kami di suguhi Sego Kucing, ga tanggung-tanggung akringan beserta pemiliknya diboyong ke FK.




Capek, saatnya merebahkan badan, dengan diantar panitia menggunakan bus yang telah disediakan kami menginap di salah astu hostel di Jalan S. Parman no 7. Special thx for Mr, Nur yang menemani kami selama kompetisi dan our beloved LO Niken and Tiara, yang setia mendampingi kami sampai penginapan . Kami tim EDC tinggal satu kamar dengan teman-teman dari Universitas Airlangga. Haduduh, temen sekamar kami agak geje nih, ada Zakiya, ada woro, dan ga ketinggalan Ela sedangkan tim NSC satu kamar bersama teman-teman dari akper banyumas. Such a great experience to be your roommates gurls :D




Hari kedua, 9 Juni 2012.
Menegangkan sekali, hari ini NSC menantikan pengumuman apakah mereka masuk semifinal ato tidak, dan tim EDC hari ini berjuang di semifinal. Well tim EDC kali ini berkesempatan adu pendapat dengan Tim UI A dengan Motion THW Would Band Medical Students from Accepting Scholarships from cigarette companies. Namun sayang, setelah perdebatan sengit memertahankan pendapat masing-masing, kami terpatahkan oleh UI A, tapi gapapa NSC membawa kabar gembira, mereka masuk semifinal dan telah menyelesaikan kompetisi. Well untuk final EDC didapatkan hasil UI A bertemu dengan UI B, dengan motion THW Force Newly Graduated to Work in Remote Areas. Hasil dari final EDC akan diumumkan esok hari, dan kami harap-harap cemas semoga kami masuk The Big Three. Ameen.. :D

Setelah merasakan atmosphere kompetisi yang luar biasa selama 2 hari, kami berkesempatan untuk me- refresh lagi pikiran kami. Difasilitasi oleh panitia, seluruh peserta Nersvaganza Nasional berkesempatan menikmati eksotisme kota Yogyakarta dalam rangakain acara Jogja City Tour. Kami mengunjungi benteng Vredeberg yang didalamnya terdapat berbagai diorama di masa perjuangan. Lalu tak ketinggalan Jl Malioboro menjadi surge belanja bagi para kaum hawa. Ok, hari yang indah tentu saja tetap bersama Entrostop hehehe..

Yuhhuuu, hari ketiga nihhh …
Hayo siapa yang bisa nggambarin muka galau kami di hari ketiga ini??? Asli deg-deg an banget menanti pengumuman. Jadi, hari ketiga kami disuguhi seminar dengan tema ‘Penerapan 3N ( NANDA, NIC, dan NOC) pada Anak Difabel untuk Meningkatkan Quality of Life’ . Aduuhh, juju raja nih kagak konsen ikut seminar. Akhir datang juga waktu yang dinanti #kaya judul lagu ya..#. Alhamdulillah Team EDC berkesempatan menggondol trophy Third Winner yeay!!! Second Winner diraih oleh UI A, dan trophy first winner jadi milik UI B. Muka Tim NSC UNDIP uda ga karuan nih, Akper Banyumas keluar sebagai juara 3, diikuti Universitas Indonesia nongol sebagai juara 2, antara juara pertama atau juara keempat yaa?? Alhamdulillah lagiiii... tim NSC jadi juara satu lhoh.. :D
Hhuhuhu, terharu sekali saat aku dan Marissa maju menerima Trophy dari PPNI Provinsi Yogyakarta.

Alhamdulillah, Thx a bunch for our beloved Lecturer Mr. Asih Nurakhir atas masukan dan dukungan yang telah diberikan, buat Niken makasih banyak uda jadi penghubung kami dengan panitia, pontang-panting nyariin transport buat kita, buat Tiara hahaha terutama aku mau bilang makasih untuk Entrostop nya yang jadi senjataku slama kompetisi berlangsung. Berikut terimakasih banyak untuk PSIK FK UNDIP atas segala dukungan yang diberikan # aduh berasa habis dapet Grammy aja neh..
Sekian ceritaku. Semangat berkarya ya teman-teman :D





Saturday, May 26, 2012

Untuk Bersamamu Seperti Ini Saja akan Menjadi Hal yang Sangat Sulit Nanti


Malam itu, kita tertawa. Ya kita tertawa lepas, saling melempar guyonan yang membuatku semakin tak ingin mengakhiri kebersamaan kita. Aku menyanyikan lagu kesukaanku dan kamu mendengarkan, aku bercerita panjang lebar dan kamu pun mendengarkan, entah kamu bosan atau tidak mendengar ocehanku. Sesekali kamu membuatku cemberut, lalu kamu akan tertawa lepas saat melihat wajahku manyun. Aku kembali bercerita sambil menyandarkan kepalaku di lenganmu, dan kamu mendengarkan (lagi). ‘nyaman sekali bersandar di lenganmu, jangan bosan mendengarkan celotehku yaa ….’

Kamu, pintar sekali memilih tempat untuk berbincang malam itu. Aku suka sekali tempat itu, aku suka karena dari tempat itu aku dan kamu bisa melihat jutaan kerlip lampu yang indah, aku juga bisa melihat kerlipan lampu pesawat yang melintas, bahkan jika malam itu sedang hujan meteor pun aku yakin kita bisa melihatnya dengan jelas. ‘Bagus ya lampu-lampu itu’ kataku sambil mengarahkan telunjukku pada lampu-lampu itu ‘ apanya yang bagus?’ katamu. Entahlah mungkin kebetulan saja kamu memilih tempat itu, hingga bisa sesuai dengan apa yang aku suka. Tapi yang jelas membuatku bahagia malam itu adalah bukan seberapa indahnya tempat itu atau seberapa banyak kerlip lampu yang bisa kita saksikan, namun disisimu, ya berada disisimu itu sungguh membuatku bahagia.
Begitu banyak hal yang kita bagi malam itu. Salah satunya tentang ramalan jodohku waktu SMA, sungguh konyol sekali, menurut ramalan (yang tentu saja aku tak mempercayainya waktu itu) inisial jodohku sama dengan inisial namamu. ‘jangan geer kamu’ katamu, haha aku hanya bisa tertawa saat itu ‘hey tentu saja aku berharap itu adalah kamu’.

Sudah lewat jam 9 malam, aku merengek mengajakmu pulang, tapi kamu tak mengabulkan.

Lagi, aku bercerita kali ini tentang tingkah salah seorang temanku yang sungguh menjengkelkan, kali ini kamu tak menanggapi kamu hanya menguap,entahlah mungkin membosankan. Berikutnya aku berceloteh tentang bagaimana jika nama spesies mangrove dalam penelitianmu, Avicennia marina aku gunakan untuk nama anakku kelak, engkau hanya tersenyum. ‘Kamu tau? Aku berharap kamu lah yang akan menjadi ayah dari anak itu’

Entah, sudah berapa kali aku merengek mengajak pulang, dan kamu tak mengabulkannya (lagi).

Kamu bilang, biasanya dua orang yang berjodoh, ukuran kelingking sang laki-laki sama dengan ukuran jari manis perempuannya, dan teori inilah yang sering digunakan untuk mengukur cincin pernikahan. Aku reflek mengulurkan jari manisku. ‘ Apa?’ katamu, kutarik kembali jari manisku sambil memasang muka manyun, kamu tertawa lepas, lalu mengulurkan kelingkingmu tapi aku menyembunyikan jari manisku dibelakang punggungku. ‘tau tidak? Aku takut jika jari manisku tak sama dengan kelingkingmu, dan kalaupun ukuran jari manisku sama dengan kelingkingmu aku takut aku akan semakin beharap lebih padamu’

Ketika mulai membicarakan tentang kelulusanmu, kamu lebih banyak diam dan tak menanggapi dengan ekspresi apapun. Entahlah, diammu itu pertanda apa, tapi sepertinya bukan karena kita tak akan bertemu lagi. ‘Nanti kalau kamu lulus ga akan ada lagi yang nyubitin kamu,yang ribut, yang manyun dan yang menyebalkan sepertiku’,kamu diam tak menanggapi akupun ikut diam. Kamu merebut netbookku lalu tertawa melihat hasil kerjaku, lagi-lagi aku manyun dan tawamu semakin lepas. Kamu mengusap-usap kepalaku hingga jilbabku berantakan, lalu beranjak menuju motormu, ‘ayuk pulang’. Aku berharap bisa terus melihat tawa lepasmu itu, ya terus dan selalu dalam setiap hari yang aku lalui. Tapi aku tersadar untuk bersamamu seperti ini saja akan menjadi hal yang sangat sulit nanti setelah kelulusanmu.

Wednesday, May 2, 2012

The Spirit of Java

Yeay!! Akhirnya bisa jalan-jalan lagi. Kali ini giliran kota Solo yang aku kunjungi. Disela kesibukan menjalani praktek klinik, aku, Mitsa, Ratih, Ika dan Tika menyempatkan diri untuk menikmati kota Solo The Spirit of Java dengan Ika yang asli Solo sebagai Tour Guide.

Ika semangat banget kami (aku, Ratih, Tika, dan Mitsa) baru pulang jaga pagi, si Ika udah nongol aja di kosan kami. Alhasil kita ga sempet mandi deh gara-gara si Ika heboh, takutnya PGS yang bakal jadi tujuan utama kami, keburu tutup.

Pukul 15.00 kami berangkat menuju Pusat Grosir Solo (PGS) yang terletak di Jalan Mayor Sunaryo No.1 . Biasa ‘jeng-jeng’ pada belanja, rumpi banget kalo uda liat baju, tas atau sepatu yang agak cemerlang dikit*aku sih enggak yaa.. hehehe. Tujuan pertama kami adalah nyari kios yang ngejual baju ‘Solo’ si Tika pengen ngebeliin oleh-oleh buat adiknya yang ada di Jambi. Sambil nungguin Tika milih-milih baju aku, Mitsa, dan Ratih memutuskan untuk muter-muter dulu*sebenernya sedikit takut kita bakal ilang hehhe..

Acara belanja terus berlanjut, setelah PGS, kami memutuskan untuk window shopping di Beteng Trade Center yang berlokasi disebelah PGS. Buat kamu yang pengen beli sprei ato bahan untuk kebaya di Beteng inilah tempat yang tepat. Tak ketinggalan tas dan Sepatu dengan harga miring siap menggoyahkan usahamu untuk mempertahankan isi dompetmu. Setelah puas muter-muter di Beteng kita memutuskan untuk balik lagi ke PGS, asli kakiku gempor banget.

Acara berbelanja pun usai. Tujuan selanjutnya adalah Keraton Kasunanan Surakarta. Sayang banget waktu kami sampai di keraton, ternyata sudah tutup. So kami hanya bisa mengambil gambar-gambar keraton yang menyajikan eksotisme tersendiri di waktu senja.



Menikmati senja di Alun-alun Kidul adalah tujuan kami selanjutnya. Menikmati suasana di alun-alun kidul sambil menikmati bakso bakar, itu rasanya…. Sesuatu*lhoh?!!. Asli bakso bakarnya pedes banget, alhasil aku yang uda semangat pesen 4 tusuk cuma berhasil ngehabisin 3 tusuk doang, okedeh yang satu tusuk buat oleh-oleh yang ada di kos hehhe.. oiya di alun-alun kidul juga ada becak hias lhoh, yang bisa kamu sewa Rp. 10.000 per becaknya, kami sebenernya pengen cobain tapi takut ga muat becaknya, kasihan kalo si Tika harus duduk di atep becaknya * hehehe piss Tika ^^v..



Sholat maghrib dulu nyok.. di Masjid Nurul Iman Kalitan, Masjid yang dihibahkan oleh keluarga Almarhum mantan presiden RI Soeharto, yang berlokasi di Rt 03 Kalitan.


Alhamdulillah udah sholat, sekarang saatnya mengisi perut. Nasi Liwet Kuliner khas Solo menjadi pilihan kami. Nasi liwet adalah sajian kuliner khas Solo berupa nasi putih yang dimasak dengan cara diliwet (dimasak satu kali menggunakan kendil) yang dilengkapi dengan sayur santan, ayam kampung dan areh ( saus gurih yang terbuat dari santan dan putih telur). Menurutku, Mitsa, Ratih dan Ika yang asli Jawa, rasa nasi liwet itu bener-bener nendang, gurihnya pas pokoke wuenak, tapi kalo Tika si Anak Jambi bilang rasanya aneh, hehehe. Dan yang pasti rasa nasi Liwet kali ini bener-bener tambah nyus, soalnya gratis hehehe.




Yeay!!! Jalan-jalan hari ini cukup menyenangakan dan bisa menghilangkan kepenatan kami.


Oiya.. Satnight kemarin aku, Winda, Ika dan Mas Bayu juga jalan-jalan menikmati malam di Kota Solo Hadiningrat. Kami mengunjungi Night Market di Ngarsopuro, si Winda ngeborong tuh. Menikmati wedang Ronde di depan alun-alun Utara, dan Kemudian makan malam di Warung Seafood sekitaran Stadion Manahan.

Ternyata Solo menyenangkan, selanjutnya harus lebih lama lagi nih jalan-jalan menikmati Solo. Buat kamu yang belum pernah ke Solo, sinisini ke Solo menikmati Eksotisme budaya yang berpadu dengan kehidupan modern.

Monday, April 30, 2012

apa kabar?

Hei apa kabar ..
sudah seminggu lebih tak mendengar suaramu. masih tetap semangatkah kamu menjalani hari-harimu? Iya aku tau, hari-harimu saat ini terasa lebih berwarna dengan dinamika hidup yang kamu alami

Tenang saja, teruslah melangkah, nikmatilah setiap langkahmu meskipun itu terasa berat, jangan dirasakan, karena di depan sana pasti akan kamu temui titik cerah dimana hari-harimu akan kembali terasa ringan dan dimudahkan.

Tidak. Aku tidak sedang ingin menyemangatimu, aku hanya ingin berceloteh saja untuk mengurangi rasa rinduku padamu. Karena aku masih sangat ingat, katamu, kata-kataku tak akan mampu sedikitpun menyadarkanmu apalagi merubahmu.

Ah, lagipula kamu pasti sudah punya jurus jitu untuk memompa kembali semangatmu. Benarkan?.
Seandainya saja kamu sadar bahwa kamu adalah seseorang yang luar biasa tangguh. Kamu mampu bertahan dalam keadaan yang serumit ini. kamu hebat karena kamu masih tetap menjadi seorang idola bagi 2 orang adik lelakimu. Kamu hebat, karena kedua orang tua mu selalu terlihat bangga ketika bercerita tentangmu. Kalau begini aku jadi semakin yakin bahwa kamu pasti bisa. Pasti bisa tetap berdiri dan melangkah lagi, bahkan untuk berlaripun aku yakin kamu bisa.

Seperti yang selalu aku katakan padamu dan juga aku tanamkan dalam hatiku, bahwa setelah malam yang gelap akan datang mentari yang akan bersinar terang, setelah badai pasti akan ada pelangi yang indah. Bersama kesusahan terdapat kemudahan. Bersabarlah. Cerah harimu akan segera datang.

Tuesday, April 17, 2012

kamu

Kamu, kamu dan kamu, ah penuh sekali rasanya otakku olehmu. Otakku memang tak hanya berisi tentangmu saja, tapi saat ini rasanya otakku begitu terasa penuh karena ulah mu, bagaimana tidak di lobus sini sedang sibuk menayangkan slide-slide tentangmu senyummu, muka seriusmu, keangkuhan, kelembutanmu.

Di lobus sana sedang hingar bingar memutar rekaman suaramu, tawamu, cerita-ceritamu yang selalu membuatku tertarik, entah itu tentang adikmu, orang tuamu, kuliahmu, ah semua tentangmu tak ada yang tak menarik bagiku.

Tak ketinggalan video kebersamaan kita yang berhasil aku rekam dengan memori otakku sedang berjalan di lobus otakku yang situ. Lihat, itu kebiasaanmu saat turun dari motor, membuka helm dan kemudian melihat bayangan wajahmu sendiri dari kaca spion dan selanjutnya jari-jarimu akan reflex menyisir rambutmu. Dan ini lihatlah, mungkin kamu tak sadar bahwa kamu memiliki kebiasaan ini, ini adalah saat kamu mencoba menahan emosimu padaku dan aku hanya memasang muka polos merasa tak bersalah lalu tanganmu akan reflex menyentuh kepalaku, haha sungguh mukamu sangat lucu saat menahan emosi. Coba sini, yang ini adalah kebiasaanmu saat minum menggunakan sedotan, mencelupkan sedotanmu kedalam gelas, menutup lubang bagian atas, mengangkat sedotan dari gelas sambil tetap menutup lubang bagian atasnya, lalu setelah itu kamu membukanya hingga cairan yang tertahan dalam sedotanmu keluar. Dan yang ini adalah caramu menertawakanku saat aku sedang cemberut, kau biasanya menyebutnya manyun bukan cemberut. Semua menjadi begitu ramai di otakku.

Sebenarnya aku heran, kamu itu terlalu baik atau memang lisanmu telah disetting untuk tak mengatakan ‘ tidak’ padaku. Jika semua orang berkata ‘tidak’ maka aku yakin kamu yang akan mengatakan ‘iya’ untukku.

Kamu selalu menyediakan waktumu untukku menemaniku berceloteh kesana-kemari, meski terkadang aku tau kamu bosan mendengar ceritaku dan memilih untuk menanggapi singkat saja dengan 3 kata. ‘ooo gitu ya’ atau parahnya lagi 1 kata ‘uhm’ haha tak apa yang penting aku masih bisa duduk dan menghabiskan waktu bersamamu itu cukup untukku.

Kamu, kamu hebat kamu bilang kamu emosian, tapi kamu selalu bisa menghadapiku yang menjengkelkan ini dengan kesabaranmu yang luar biasa. Kata mereka kamu begitu baik padaku, kata mereka kamu begitu menyayangiku, tunggu dulu sepertinya ada yang salah, bukankah kamu pernah mengatakan kamu tak menyayangiku apalagi mencintaiku, kamu selalu memintaku agar tak salah mengartikan semua yang selama ini kita jalani. Tenang saja aku lebih percaya padamu, karena itu rasamu dan hatimu, tentunya kamu tak akan mengatakan hal yang salah mengenai isi hatimu. Tapi sebentar, coba aku ingat kembali yang sering aku lihat dimatamu kira-kira itu apa ya? Bisakah kamu jelaskan padaku?

Ah, maaf aku lupa seharusnya aku tak boleh berpikir yang tidak-tidak mengenai kita. Seharusnya aku sudah cukup bersyukur bisa mengenalmu, bukan malah berpikir yang tidak-tidak mengenai hatimu.

Monday, April 9, 2012

Belajar bersama ibu-ibu di Seroja :D

Hahaha, tak terasa sudah banyak sarang laba-laba yang memenuhi My Story Board..

kali ini tentang pengalaman seru ku belajar membuat kerajinan dari bahan kain flannel bersama ibu-ibu di kawasan seroja, minggu 8 April 2012. Setelah tertunda sekian lama, akhirnya kegiatan ini bisa terealisasikan, Alhamdulillah yaa.. :D

Kawasan Seroja sendiri, merupakan sebuah daerah yang terletak di kelurahan Karang Kidul tepatnya di belakang hotel Horison Simpang Lima Semarang. Berbagai pusat perbelanjaan dan gedung-gedung pemerintahan berdiri megah di sekitaran Simpang Lima dan jalan Pahlawan, tapi Kalau maen ke Seroja kita bakal nemuin suatu kondisi yang asli ironis banget. Sekitar 40 kepala rumah tangga tinggal di kawasan yang kaya gini nih..


balik lagi ke pengalaman seru ku, jadi acara belajar membuat kerajinan dari kain flanel ini merupakan suatu program yang harus aku laksanakan bareng temen-temen satu kelompok di PKM-M. Seharusnya acara belajar bareng ini dilaksanakan 2 minggu yang lalu, tapi karena berbagai kendala baru bisa terlaksana hari minggu kemaren, meski Cuma aku sama farida yang berangkat, soalnya desti lagi praktek di solo, Miski lagi ngurusin acara pengukuhan, Alnia masih belum terlalu sehat.

Pukul 12.20 aku berangkat dari kos ku di depan Rumah Sakit Tugurejo, abis dinas malem jadi aku tidur dulu paginya hehehe. Pukul 13.00 aku sampai di Tembalang langsung menuju ke wisma untuk nyiapin bahan dan menggambar pola untuk ibu-ibu di Seroja. Kain flannel, lem uhu, benang, jarum, gunting, jarum pentul dan pola udah siap, saatnya berangkattt… Tapi, tiba-tiba ujan deres :’(

aku sama farida memutuskan untuk menerjang hujan, kasihan kalau harus membuat ibu-ibu di Seroja menunggu lama. Yeay !!! basah deh hahaha, tapi gapapa kering dijalan ko bajunya karena ternyata si Simpang Lima kagak hujan. Aku dan Farida mampir sebentar ke salah satu pusat oleh-oleh di kawasan Simpang Lima, beli buah tangan untuk ibu-ibu seroja.

Akhirnya kita sampai di Seroja yeay!! Tapi ternyata kita sudah membuat ibu-ibu menunggu terlalu lama *yah jadi ngerasa bersalah. Acara belajar barengnya diadakan di salah satu Rumah warga. Setelah menjelaskan tujuan kedatangan kami, belajar bareng pun di mulai. Firstly, aku pilihin pola yang paling sederhana dulu buat ibu-ibu karena itungannya masih pemula, untuk materi pertama kita bikin bros berbentuk bunga. Ga disangka-sangka ternyata ibu-ibu sangat excited bikin accessories berbahan kain flannel. Ini nih kecerian kita pas belajar bersama, adek-adek juga pada ikut nimbrung.. : D


Materi kedua aku pilihin pola untuk membuat bros berbentuk buah kiwi, dilanjutkan dengan bros bentuk bunga sakura. Yeay!!! Ibu-ibu belajarnya cepet, hasilnya juga lumayan meski agak sedikit kurang rapih. Ini nih hasil karya ibu-ibu Seroja, nice bukan? : D


acara belajar bareng sesi pertama selesai \^.^/ , kalo sesi pertama kita lebih banyak menempel, untuk sesi selanjutnya kita belajar jahit-menjahit. Udah adzan maghrib sholat dulu di Masjid Raya Baiturrahman Simpang Lima, aku lagi ga sholat jadi nungguin farida sholat sambil menikmati suasana petang di Simpang Lima.


Wah lega, satu kewajiban sudah tertunaikan, Buat kamu yang tertarik pengen ikut acara belajar bareng ayuk ikut ajah, tar kamu bisa bikin accessories sendiri ga perlu beli mahal mahal, mau bisnis juga bisa … :D