Mereka berkata, "Dia sangat mencintaimu".
Ya, begitu mencintainya dia, sampai-sampai dia mau melakukan apapun demi melihatku tersenyum. Mereka mengatakan padaku, bahwa aku adalah semangatnya, sebentar saja dia menghabiskan waktu bersamaku, binar matanya akan segera berubah menjadi pancaran kebahagiaan yang seketika akan berpendar kesana kemari.
Mendengar hal itu, seketika ada rasa sakit di dadaku, bukankah ketika aku bersamanya aku lebih sering terdiam? Dia bercerita tentang ini dan itu dengan cerianya, tapi ketika sampai di akhir cerita aku tak menanggapi apapun bahkan melihatnya pun tidak, bagaimana mungkin dengan bersamaku bisa membuatnya begitu bahagia. Sebegitu berartinya kah aku baginya?
Masih kata mereka, "Dia begitu membanggakanmu, dia selalu mengatakan bahwa kamu adalah seseorang yang begitu baik hati, cerdas dan mengagumkan."
Hey, bukankah aku lebih sering membuatnya menangis, bagaimana mungkin dia menyimpulkan aku ini baik hati?
Mereka melihatnya terjatuh berkali-kali untuk mencitaiku.
Disaat cintanya padaku tak pernah sedikitpun berkurang, aku justru sedang bersama orang lain. Tapi dia selalu mengatakan bahwa dia akan ikut bahagia ketika melihatku bahagia. Bahkan sejauh yang aku ingat dia selalu mengatakan ‘have a nice day’ setiap kali aku menghabiskan waktu bersama perempuan lain. Dasar bodoh, pasti itu rasanya sakit sekali.
Kata mereka, "Dia tidak hanya mencintaimu tapi juga mencintai keluargamu."
Ya, dia selalu mengingatkanku bahwa merekalah yang harus aku utamakan. Merekalah yang selalu mendukungku selama ini, yang tidak pernah habis rasa pedulinya padaku.
"Dia berdarah-darah", kata mereka. "Ya, hatinya berdarah-darah untuk mencintaimu."
Padahal yang aku tau dia selalu berkata, ‘Hey, itu hatimu berdarah-darah, segera di obati biar tidak terlalu banyak darah yang keluar’. Dia berusaha menguatkanku meskipun aku masih tetap saja menganggapnya biasa. Sekuat apa dia, bahkan dalam keadaan berdarah-darahpun dia masih sempat memikirkanku, mengajakku berdiri dan berjalan lagi. Bahkan dia berkata,’ bahagia bisa melihatnya kembali berdiri dan belajar berjalan kembali’. Padahal dia sendiri sudah kehilangan banyak darah dari perdarahan di hatinya.
Itu dulu. Sekarang aku mencarinya, yang bisa mereka katakan hanya itu, hanya tentang seberapa besar mencintainya dia padaku. Tidak satupun dari mereka yang memberikan jawaban mengenai keberadaannya. Aku baru menyadari bahwa aku memiliki cinta untuknya. Ini, cinta yang baru aku sadari setelah dia pergi, setelah dia berhasil menghentikan perdarahan di hatiku, mengajakku berdiri dan lalu mengajariku berjalan, bahkan aku sudah tidak ragu lagi untuk berlari. Hey, dimana kamu? Aku mencintaimu, sini biar aku obati hatimu, lalu aku akan mengajarimu berdiri, berjalan dan berlari, bukan untuk menjauhiku, tapi untuk berada disisiku.
No comments:
Post a Comment