Sunday, June 23, 2013

Jatuh Cinta Sendiri

Saat ini aku sedang duduk di satu sudut kotaku. Aku memandangi kerlip lampu kota yang berkas-berkas cahayanya diterabas secara lancang oleh bulir hujan kecil-kecil yang turun sejak pukul 5 sore tadi, romantis sekali. Keadaanku saat ini sedang sangat baik, beberapa kabar gembira menghampiriku beberapa waktu terakhir ini. Keberadaanku di salah satu sudut kota ini pun merupakan satu bentuk penghargaanku pada diriku sendiri atas beberapa kabar baik yang menghujamku.

Satu hal yang terlintas di pikiranku malam ini adalah pada akhirnya aku mampu berdamai dengan sudut kota ini. Ya, aku bisa kembali menikmati sudut kota ini dengan perasaan bahagiaku meski tanpamu dan tanpa orang lain disisiku. Pada akhirnya, dalam sendiriku, akupun bisa bahagia.

Tidak mudah untukku dapat berbahagia kembali seperti ini, aku harus berjuang menganggap aku dan kamu adalah sebuah kenangan yang biasa saja bagiku. Oh iya, satu hal yang ingin aku sampaikan padamu, aku tidak pernah berusaha melupakan setiap detik waktu yang pernah kita lalui, karena itu mustahil apalagi untuk seseorang seperti aku –yang kamu bilang memiliki Photograpic Memory. Ya, yang aku bisa hanya mencoba mengganggap kenangan kita sebagai satu hal yang biasa saja.

Selama berbulan-bulan aku berusaha mendoktrin hatiku, mencamkan bahwa pada kenyataannya apa yang kita lalui tidak pernah bisa disebut sebagai cinta. Lebih tepatnya begini, hanya aku yang mencintaimu sedang kamu tidak. Aku berusaha menanamkan itu pada hatiku, sakit memang, tapi mau bagaimana lagi, aku ingin hatiku baik-baik saja kedepannya, jadi aku memutuskan untuk menyiramkan obat luka ke hatiku.

Aku mencoba berpikir menggunakan logikaku –yang aku harap masih bisa diandalkan- untuk menyembuhkan hatiku. Iya, kamu benar, aku bermain dengan logikaku agar hatiku beristirahat sejenak menyembuhkan lukanya.

Dengan logikaku aku mencoba menyimpulkan.

Selama aku berada di sampingmu, ternyata tanpa aku tahu kamu juga bisa bersama dengan perempuanmu yang telah lalu. Aku berkesimpulan bahwa berarti, tidak ada cinta yang mampu menghalangimu berbuat hal yang bisa menyakitkanku. Aku tidak menyalahkanmu, aku hanya lebih tertarik untuk menertawakan diriku sendiri, ternyata selama ini aku begitu polos.

Ini juga, bagaimana mungkin bisa aku menyebutnya cinta, jika saat aku bersamaku kamu terdiam tak menanggapiku, seakan-akan aku ini hanya benda kecil bernama radio yang bisa kamu nyalakan tanpa sedikitpun rasa bersalah saat kamu tak mendengarkan sama sekali. Aku lagi-lagi tidak menyalahkanmu, bisa jadi aku yang memang terlalu membosankan, atau mungkin memang hati dan pikirmu sedang tidak bersamaku.

Aku jatuh cinta sendirian, sedikit saja kamu tersenyum aku sudah terbang entah tembus langit keberapa. Sedangkan kamu, saat aku sudah menghabiskan separuh tenaga bahkan separuh hatiku kamu masih tetap saja terdiam seperti menganggapku tidak pernah ada, meski pada kenyataannya aku masih setia menemanimu duduk menikmati senja dan kerlip lampu di kota ini.

Ah, tapi itu dulu, tak adil jika aku terus mengungkit ini disaat aku sedang memberi penghargaan pada diriku sendiri. Lagipula, kamu disana pasti juga sudah lupa tentang aku. Bisa jadi, saat ini kamu sedang menikmati senja di kotamu bersama perempuanmu yang baru, menyeruput kopi dari cangkir kalian masing-masing dan sesekali saling memuji.

Sekarang kita sudah menempuh jalan masing-masing. Aku tidak tahu pasti bagaimana keadaanmu saat ini, dan akupun tidak berusaha mencari tahu, yang terpenting bagiku saat ini adalah aku bisa berbahagia kembali tanpamu. Aku bisa kembali merasakan romantisnya bulir hujan kecil-kecil yang menerabas berkas cahaya lampu kota, yang dulu sering aku nikmati bersamamu, dan mendadak aku benci saat kamu pergi.

Sunday, June 9, 2013

Bakso Dedemit

Haii blog ku tercinta yang sudah lama tak ku sapa. Hari ini, di bulan Juni yang dicintai rinai hujan dan skripsi, aku ingin sedikit berbagi cerita :)
Agak konyol sih, boleh ko ketawa ..

Ceritanya begini. Seperti biasa, jam makan siang, mitsa, desti dan aku makan siang di warung Mak Yat. Warung bersejarah dimana kita sering memanjakan perut dan tentunya sambil membully Bagas yang sangat mahir dalam “mengkaderisasi”. Oh iya, perkenalkan bagas adalah teman seperjuangan kami dan korban pembully-an kami *teteup*
Siang itu, mitsa memesan Mie Godog Jowo, Desti dan aku pesan nasi rames. Nah disinilah obrolan konyol kami dimulai.

Aku : Tong, kemaren aku sama mitsa berburu mie padang dong ..

Desti : Dih, aku mah puyeng kalo makan pedes2 gitu. Aku kemaren kondangan di Jogja serruuu bangetttt *Si Desti ini emang hobi banget ikut kondangan, jadi ya ekspresinya sebahagia ini ketika dapet job kondangan*

Mitsa : *sibuk sama mie godognya, sambil meratapi input data penelitian yang ga kesimpen*

Aku : Oiya tong, kemaren pas makan mie padang aku sama mitsa kepikiran gini, gimana kalo kita bikin bakso dedemit?

Desti : Lah kenapa dedemit ndon?

Mitsa :*tambah asik sama mie godognya*

Aku : lhah kan nama kita kalo disingkat jadi dedemit. Trus nanti Tag line nya gini nih tong “Bakso Dedemit, Menghantui Mulut dan Perut Anda”

Desti :* hampir keselek kemudian ngakak* hahahaha parah-parah itu yang ngusulin kamu song?

Mitsa : enak aja, aku Cuma ngusulin namanya doang, kalo Tagline nya dia tuh *sambil ngelirik aku*. Jadi, kan gini tong, sekarang kan lagi ngetrend tuh yang berlevel-level gituh, ada bakso setan segala apalah itu namanya, jadi kita bikin bakso dedemit ..

Desti : hahaha ngawur nih pada ..

Obrolan pun berlanjut, sekarang, giliran desti yang nyeritain pengalaman kondangannya untuk kesekian kali *mungkin kalo ditulis di CV jumlah kondangan yang diikuti desti bakal melebihi jumlah training atau seminar yang dia ikuti. Mungkin*

Desti :eh, tau ga kemaren waktu aku kondangan, widiiih konsepnya buagus banget..
Aku :emang gimana tong?

Desti : konsepnya pink, semua serba pink, cantik bangett!!

Mitsa : cowoknya juga pake pink?

Desti : hadeehh ya enggaklah, yang cewek yang pake pink, cowoknya pada pake jas, semuuaa sekeluarga sampai ponakan-ponakannya yang kecil pada pake pink semua. Rapi banget acaranya kayanya pake WO deh. Trus ya, ada foto pre-wed nya, lokasinya kayanya dipantai gunung kidul deh, dipinggir tebing gituh, professional banget tuh tukang fotonya

Aku dan Mitsa : *manggut-manggut, sedikit pun tidak merasa ragu dengan paparan ahli kondangan satu ini*

Mitsa : emang mbaknya angkatan berapa tong?

Desti : Arsitek 2008

Mitsa : trus yang cowok?

Desti : lebih tua’an dua tahun song

Aku :Wah muda banget ya .

Desti : iya don, dan kemarin itu acaranya rapi banget nget-nget. Begitu kita datang, kita disambut sama keluarganya, berjejer pasang-pasangan yang cewek pake pink, rapiii banget. Abis itu kita salaman sama mempelainya, trus langsung foto bareng. Nah, fotonya langsung dicetak saat itu juga, trus itu souvenir buat kita. Abis itu kita makan deh ..

Aku :Wah keren tuh, selama ini kalo aku kondangan biasanya yang bisa foto-foto cuman keluarga sama sahabat deketnya pengantin doang, itu semua tamu bisa foto tong?

Desti : iya ndon, dan terserah kita mau pose kaya apa. trus kan abis itu kita makan, menunya macem-macem *kemudian desti membaca mantra berupa nama-nama makanan yang dia temui ditempat kondangan itu* tapi sayangnya kita uda keabisan ndon, tinggal dikit

Aku : wah seru banget, terus banyak bunganya disana? Bunga krisan apa mawar?

Desti : Hmm banyak ndon, mawar, asli pula.

Aku : wah berapa duit itu buat beli bunga doang, satunya aja 5 ribu.

Desti : iya temen-temenku aja pada ngambilin, mau dibikin buket bunga katanya. trus, abis selese resepsi, pengantinnya syuting ndon.

Aku dan Mitsa : Hah? Syuting??

Desti : iya konsepnya bagus banget, ceweknya dilantai 2 sendirian, cowoknya dilantai satu trus di shoot gitu lah keren lah pokoknya

Aku : aduuh keren banget sih tong

Mitsa :iya bagus tong

Aku : Ah, aku besok juga mau ah kaya gitu nikahannya, tapi gausah pake WO, kalian aja panitianya, kan uda biasa tuh jadi EO oh iya bagas sie kreatifnya

Desti dan Mitsa : kita sie konsumsi ya ndon ..

Aku :ah iya bener, trus tukang nyuting gambarnya febri aja, mbak siti sie nasehat pernikahan nyari ustadz diye tugasnya

Desti dan mitsa : *ngekek*

Mitsa : Nah, trus tar menunya semuanya berlevel ndon pedesnya, asik tuh ..

Desti : ahahaha ngawur, tar tamunya pada diare dong ..

Mitsa : ahahahahaha iya, tar mempelainya jadi tersangka penyebab diare masal. Eh ini aja ndon, souvenirnya kamu kasih Entr*stop aja, jadi kamu bertanggung jawab.

Aku : ah, iya bener, kalo perlu jadiin sponsor sekalian song, trus tar ada spanduknya gedhe ..

Mitsa dan desti : ahahahahhaha

Mitsa : perlu ga nih MC nya bilang “pernikahan ini disponsori oleh Entr*stop”

Aku dan Desti : aahahaha Mitsa parah ah

Mitsa : nah, yaudah ndon rencana pernikahannya udah mateng tuh,sekarang tinggal nyari calon nya ..

Udah ah, segitu aja cerita konyolnya hehehe, nanti pada over dosis ketawanya saking garingnya hehe

Tuesday, May 14, 2013

Ada

Ada seseorang yang datang sekelebat seperti malaikat, terbawa arus konspirasi alam, menyembuhkan hati tanpa membuatmu jatuh hati. Ada, iya ada.

Iya, dia terbawa arus konspirasi alam, karena bagiku kosa kata ‘kebetulan’ seharusnya tidak pernah ada. Bagaimanapun juga alam sudah mengadakan rapat rahasia, membentuk suatu peristiwa berpedoman pada takdir, jadi bagian mana yang bisa disebut sebagai kebetulan?

Ini sederhana sekali, dia hanya datang sekelebat berbagi cerita tanpa menyinggung satu rasa berlabel cinta. Tapi ajaibnya dia menyembuhkan hati yang belakangan ini sudah tak berbentuk sempurna dan bahkan (mungkin) tak lagi bisa peka merasa cinta. Dia perantara Tuhan yang menyadarkan bahwa selama ini aku terlalu memaksakan hati untuk bertahan mempertahankan yang (mungkin) tidak mau dipertahankan. Dia bahkan tidak membicarakan hati dan cinta saat berkelebat dihadapanku. Ajaib, iya ajaib.

Dia membuatku tersadar bahwa diluar sana, masih banyak manusia seperti dia. Manusia menyenangkan dengan pemikiran luar biasa. Manusia yang tidak membiarkan satu topik pembicaraan terlempar sia-sia tanpa tanggapan berarti. Aku tidak jatuh cinta padanya, hanya saja dia membuatku percaya bahwa diluar sana masih banyak manusia semenyenangkan dia, jadi aku tak perlu lagi memaksakan diri dan memaksakan orang lain untuk bertahan pada satu lingkaran yang tidak sempurna. Dia satu frekuensi dengan jalan pikiran dan pandangan-pandanganku, itu saja.

Tidak, aku tidak akan memaksakan dan mematok kriteria untuk bisa bersama orang seperti dia yang menyadarkanku, aku melakukan kesalahan yang sama jika melakukan itu. Saat ini, aku masih tetap ingin diam disini, membenahi yang perlu dibenahi, berteman lebih banyak, belajar lebih banyak. Sampai pada akhirnya akan datang seseorang yang tidak perlu aku paksakan dan juga tidak memaksakan dirinya sendiri untuk bersamaku, sefrekuensi, menghargai dan menganggapku ada. Itu saja.

Sunday, May 5, 2013

Kamu tahu?

Kamu tahu? Kadang ketidakrealistisan yang aku miliki tidak lagi bisa ditolerir. Sampai-sampai teman-teman dekatku hanya bisa terdiam mendengarkan aku bercerita, tentang dia, tentang peduliku yang bahkan tidak pernah habis, tentang rinduku yang masih saja tumbuh seperti layaknya daun di musim semi. Kamu tahu? Teman-teman dekatku bahkan sudah lelah mendengarkan ceritaku.

Kamu bingung ya? ketidakrealistisan yang aku maksud disini adalah rasa cintaku padanya. Iya kamu benar, dia bahkan tidak memiliki rasa untukku, salahku memang saat aku salah mengartikan semua kebaikannya. Pada kenyataanya dia baik pada semua orang, seharusnya aku tidak buru-buru bahagia saat dia mengatakan dia mencintaiku. Saat itu aku terlalu larut dalam kebahagiaan, bahkan aku sempat lupa bahwa ada dua orang yang juga dia cintai. Ya kamu benar lagi, aku tidak pernah benar-benar punya tempat di hatinya. Tapi mereka berdua punya.

Kekeraskepalaanku dan ketidakrealistisanku tidak cukup sampai disitu saja, bahkan sampai sekarang aku masih bertahan. Kamu mau bilang aku bodoh? Tidak apa-apa mungkin memang itu kata yang tepat untuk menggambarkan aku saat ini. Aku bahkan sudah berkali-kali mendapati dia mengatakan aku telah membuat hidupnya lebih rumit, bahkan aku selalu memaksanya melakukan hal-hal yang seharusnya bukan menjadi kewajibannya. Kali ini kamu salah. Itu, bukan cinta dia hanya terlalu baik pada semua orang, dan aku menyalahartikan kebaikannya.

Aku disini, aku pernah terbang tinggi sangat tinggi bahkan aku lupa bahwa di bawahku ada tanah berbatu yang akan menangkapku saat aku jatuh. Aku pernah menganggap bahwa dia menganggap hubungan kami yang tanpa status ini adalah hubungan yang serius. Iya lagi-lagi kamu benar, aku salah mengartikan mana mungkin sebuah hubungan yang bahkan tidak memiliki status bisa melangkah ke arah serius. Sekarang kamu tau kan mengapa aku ini pantas disebut bodoh.

Aku disini berusaha selalu ada untuknya, tentu saja. Tapi pada kenyataannya aku tidak pernah lebih dia butuhkan dibandingkan masa lalunya. Tapi tidak apa-apa aku disini hanya ingin memastikan dia baik-baik saja. Aku disini hanya bersiap membantu kalau-kalau dia terjatuh dalam langkahnya menggenggam kembali masa lalunya.

Kamu tahu, banyak orang berkata betapa dia tidak tahu terimakasih padaku yang selalu ada untuknya, tapi pada kenyataannya cintka tidak bisa disamakan dengan balas budi. Kamu juga tahu kan, bahwa cinta adalah perasaan yang muncul tanpa alasan dan tentu saja tanpa diminta. Lagi pula yang aku lakukan padanya tidak sebanding dengan apa yang sudah dia lakukan padaku, sampai-sampai dia merelakan bahunya untuk menyandarkan lelahku, padahal jelas-jelas dia tidak mencintaiku. Kamu jangan ikut-ikutan menyalahkan dia ya. Dia laki-laki yang baik, sungguh.

Aku pernah jatuh dari tingginya langit khayalan ke tujuh, jadi sekarang aku hanya ingin menunggu seseorang yang akan mencintaiku. Aku berjanji, tidak akan mengharapkan seseorang yang terlalu tinggi sepertinya. Aku hanya akan disini membenahi yang kurang pada diriku. Aku hanya ingin disini, menunggu sesorang yang bersedia mencintaiku, seseorang yang akan terobati lukanya saat melihat senyumku. Seseorang yang menganggap pelukku sebagai definisi pulang. Itu saja

Friday, April 19, 2013

Tentang Kamu dan Rindu

1. Sore,hujan,rindu dan kamu. Seperti satu cangkir kopi hitam. Pahit. Tak tertarik untuk menyentuh apalagi mencicipi, tapi diam-diam aku menikmati aromanya.
2. Sore, kamu dan tentang perpisahan. Seperti secangkir kopi hitam pahit yg tidak lagi hangat. Bahkan menikmati aromanya pun aku tak bisa.
3. Sekarang, biarkan malam menjemput senja. Biar jingga tergantikan hitam.
4. Meskipun tak dapat berbicara. Aku ingin membungkam rindu. Sederhaa saja, agar dia tak membisikkan namamu melalui angin.
5.Cinta sejati selalu dikelilingi oleh entah itu kebetulan, konspirasi alam dan segala sesuatu yg sejenis. Dia bisa pulang meski kadang tak tau arah.

Friday, March 15, 2013

14 Maret 2012 19:12 WIB

Hey kamu, entah sudah berapa banyak draft yg aku tujukan untukmu. Iya, semuanya memang tidak pernah terkirim padamu. Takut menggangggumu. Apa kbar? Baik kan?
Ada kbar baik yg ingin aku sampaikan, kmrin aku sudah menyelesaikan seminar proposalku, tepat di ulang tahun bapak ke 49. Sebenarnya aku sangat ingin memberitahumu, berharap ada doa yg km ucapkan untukku, tp lagi-lagi aku takut mengganggumu.
Haha, aku terlalu banyak bicara ya?
Iya maaf, selamat malam lelaki baik hati.

Friday, March 1, 2013

Liburan Akhir Semester 7 (Part 5) : Candi Merak feat Rumah Duren

Berawal dari posting-an teman saya, Ucup di facebook tentang Candi yang berada di Kecamatan Karangnongko, saya jadi penasaran. Kebetulan memang saya sudah suntuk seminggu di rumah tanpa kegiatan yang berarti. Jadilah saya meng-sms Icha dan Kiki untuk merencanakan berwisata ke candi tersebut.

Akhirnya rencana maen ke Candi Merak sudah matang. Saya, Icha, Kiki dan Nio berkumpul di depan SMA tercinta kami, SMA N 1 Klaten. Berfoto sejenak di depan Almamater tercinta sambil menunggu Ratih yang sedang perjalanan dari rumah.

Kami berangkat pukul 10.00 WIB dari SMA N 1 Klaten menuju ke Candi Merak sekalian jemput si Ucup, Tour Guide kami pagi ini. Setelah menenpuh perjalan sejauh kurang lebih 3 Km dari rumah Ucup, kami sampai di Candi Merak yang terletak di Dukuh Candi, Kecamatan Karangnongko, Klaten. Tak disangka sangka, sesampainya kami di kompleks Candi, ternyata gerbang candi masih terkunci, belum buka mungkin. Ucup si Tour Guide berusaha mencari informasi dari warga sekitar. Ternyata yang jaga Candi Merak itu PNS jadi hari Sabtu dan Minggu libur, ko aneh ya ada gitu tempat wisata yang tutup hari Sabtu Minggu?


Nasib, candinya tutup

Tapi ternyata ada warga yang berbaik hati memanggilkan Pak Slamet, salah seorang warga yang memegang kunci kompleks Candi Merak. Yeay!! Akhirnya kami bisa masuk, terimakasih Pak Slamet. Setelah gerbang candi terbuka, kami mulai berhamburan mencari tempat berpose yang keren, manjat sana manjat sini, cengar- cengir ga jelas. Si Icha malah latihan buat foto Prewed nya nanti, Ucup sibuk ngumpulin foto buat koleksi pribadi katanya, padahal yang difoto juga Cuma kita-kita ini yang disini - -“





Menurut cerita dari poster yang terpampang di depan Kompleks candi, maklum ga pake Tour Guide beneran, Candi Merak merupakan candi Hindu. Terbukti dari adanya temuan stupa-stupa di lokasi ini seperti Yoni, Ganesha, Durga(Tuhan umat Hindu) dan Nandi (Kendaraan milik Siva). Candi Merak memiliki ukuran lebar 8,86 m, panjang 13,5 m dan tinggi 12 m. Restorasi bagian kaki dan badan candi dilaksanakan pada tahun 2007-2010 , sedangkan bagian atap candi dapat diselesaikan pada tahun 2011.




Nih, Candi Merak, mirip ya sama Candi Gedongsongo

Kalau cerita versi Pak Slamet dan beberapa warga lain, kompleks Candi Merak ini dulunya adalah sebidang tanah yang ditumbuhi pohon besar. Nah setelah pohon besar tersebut ditebang dan dibersihkan hingga akarnya, ditemukanlah sekumpulan batu yang mirip materi bangunan candi. Kenapa dinamakan Candi Merak? Menurut Pak Slamet, pada zaman dahulu terdapat sarang burung merak disekitar candi Hindu ini, selain itu beberapa Relief di candi tersebut bebrtuk seperti cap kaki burung merak. Jujur saja, mendengar cerita Pak Slamet, saya langsung membayangkan, flashback ke beratus-ratus tahun sebelum hari ini, tempat ini kaya apa ya dulu? Hmm entahlah, yang jelas Candi Merak ini mulai dilirik wisatawan Mancanegara lhoh. Kata Ucup sih, pas dia pertama kali ke candi ini, dia ketemu bule lagi asik nontonin ni candi, cielah ditontonin berasa bioskop.


Ini, Pak Slamet yang uda baik hati nyariin kita kunci

Puas berwisata budaya, perjalanan kami lanjutkan menuju Rumah Durian Ibu Sunarni yang terletak tak jauh dari Candi Merak, sekitar 5 menit perjalanan. Sepanjang jalan yang saya lalui dari Candi Merak menuju Rumah Durian Ibu Sunarni, betebaran pohon durian dimana-mana. Saya langsung punya pikiran absurd banget, gimana jadinya kalo ada angin gedhe trus duriannya pada runtuh, padahal yang naek motor pada ga pake helm? Hehe absurd sekali kan.

Begitu sampai di halaman rumah Ibu Sunarni, hidung kami serasa ditusuk durian, eh salah, maksud saya bau durian menusuk hidung kami. Durian bergeletakan dimana-mana, seakan-akan berteriak, makan kami!! makan kami!! Iye-iye sabar tar gua beli lu lu pada.


icha lagi nyicicipin Duren yang bakal kita pilih

Ternyata Rumah Durian Ibu Sunarni ini cukup terkenal, terbukti dari banyaknya pengunjung yang datang membeli durian di tempat ini. Setelah melalui pergulatan panjang dengan ibu Sunarni, akhirnya kami memenangkan 3 durian dengan harga 75 ribu. Kata Ucup durennya lonjong kaya muka saya, eeet dah temen kampus bilang muka saya kaya kates, nah sekarang dibilang kaya duren, demi apa coba - -“


Emang iya sih mukaku selonjong duren ini, mana tampangku udah berantakan pula :(

Begitu durian dibuka satu persatu, kita berenam ngadain perundingan, durian mana yang harus dieksekusi terlebih dahulu. Akhirnya si Orange mendapat giliran terakhir untuk kami santap. Jadilah kami mabok durian setelah itu.


Before, ini saat duren-duren masih lengkap


Kita makan deh durennya abis itu


After, ketika hanya tinggal kulit yang tersisa

Hal menarik dari Rumah Durian Ibu Sunarni adalah, kalau durian yang kita pilih ternyata busuk, bisa minta ganti, dan dijamin kualitas di Rumah Durian Ibu Sunarni ini top banget, enaknya kebangetan. Saya yang biasanya Cuma kuat makan dua biji durian sekarang kuat makan berbiji-biji durian. Kita juga bisa memakan durian yang kita pilih, langsung di Rumah Durian tersebut, gratis air minum ko, gratis juga air buat cuci tangan hehe. Oiya buat kamu yang penasaran atau memang hobi minum Jusdur alias Jus Durian, bisa juga pesan disini. Selamat mencoba.