bahagia bisa datang kapan saja dimana saja dan dengan siapa saja, kuncinya satu, nikmati saja momentnya, tidak peduli dimana, kapan dan dengan siapa asal kamu menikmati, pasti bahagia akan terasa disitu ..
Sunday, January 13, 2013
Sari Bui: Seorang Magister Manegement yang Berprofesi sebagai Registered Nurse di Melbourne
Kamis, 10 Januari 2013, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro, kembali menggelar sebuah acara menarik. Kuliah umum bertajuk Sharing Experience : Cara Mendapatkan RN di Luar Negeri, di gelar di ruang 3E Kampus Holistik PSIK UNDIP. Menghadirkan Ibu Sari Bui RN, BN, SE, MM dari Australia sebagai pembicara, agaknya acara ini sukses membakar semangat para mahasiswa, alumni dan tamu undangan untuk menjadi Excellence Nurse.
Sari Bui menceritakan pengalamannya selama menjadi perawat di Melbourne Australia, yang membuat para peserta berdecak kagum dengan sistem kerja yang diterapkan oleh Rumah sakit di Australia. Perawat di Australia memiliki jadwal terstruktur selama menjalani shift kerja. Ranah kerja perawat di Australia telah dipisahkan secara jelas antara perawat, dokter, physiotherapist dan tenaga kesehatan laiinnya. ‘Saya suka menjadi perawat di sana (red. Australia), kerjanya flexible jadi saya bisa tetap bekerja dan mengurusi anak-anak saya’ ungkap perawat Austin Hospital ini.
Perjalanan Sari hingga menjadi seorang perawat pun tidak kalah mengagumkan. Sari Bui pertama kali menginjakkan kakinya di Negeri Kanguru untuk mendapatkan gelar Master Management setelah menyelesaikan pendidikan strata 1 Ekonomi di Universitas Diponegoro pada tahun 1997. Selama menempuh kuliah, Sari bekerja di Home Nursing untuk mencukupi biaya hidup. ‘ Saat itu di Indonesia sedang krisis moneter jadi harga dollar melonjak, saya putuskan untuk bekerja’ ungkap ibu dari dua anak yang bercita-cita meraih gelar PhD di bidang Keperawatan ini.
Setelah menamatkan pendidikan master nya di Monash University Melbourne pada tahun 2000,perempuan kelahiran Jakarta ini kemudian menikah dan bekerja di sebuah perusahaan yang mengharuskannya bekerja dari pagi hingga petang. Sari kemudian bercerita kepada suaminya bahwa ia merasa lebih menyukai pekerjaannya di Home Nursing ketimbang menjadi pekerja kantoran. Sebuah ide ‘gila’ pun dilontarkan suaminya,’ Kenapa tidak jadi perawat saja?’. Sari sempat ragu, karena dia harus menempuh pendidikan selama 3 tahun di Bachelor of Nursing untuk menjadi seorang perawat. Sari memantapkan tekadnya, kecintaannya kepada profesi perawat membuat pendidikan selama 3 tahun berlalu begitu saja dan akhirnya ia menjadi seorang Registered Nurse (RN) di Australia. ‘Memang kalau kita belajar di bidang yang kita cintai, hasilnya lebih memuaskan dan lebih cepet juga rasanya’ ucap Sari sambil tertawa renyah.
Kini Ibu Sari bekerja di dua rumah sakit di Melbourne, Austin Hospital dan Mitcham Private Hospital. Sari bekerja hanya saat memiliki waktu luang saja, sehingga ia masih memiliki waktu untuk mengasuh anak dan mengurus rumah tangga. Gaji yang ia peroleh sebagai perawat pun sangat fantastis. Gaji yang Sari peroleh selama satu shift setara dengan gaji perawat Indonesia dalam satu bulan.
Selain berbagi cerita mengenai pengalamannya menjadi perawat di Australia, ia juga menyampaikan mengenai cara menjadi seorang Registered Nurse di Australia. Nilai IELTS yang harus diatas angka 7 agaknya menjadi tantangan tersendiri bagi perawat Indonesia yang ingin menjadi RN di Australia.
Acara yang dihadiri oleh Ketua Program Studi PSIK, Staff Dosen, perwakilan alumni, perwakilan mahasiswa S1 dan program Magister, dan tamu undangan dari STIKES Kendal, Poltekkes Kemenkes Semarang, Serta Rumah Sakit Umum Pusat dr. Karyadi, berlangsung selama tiga jam. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul saat sesi diskusi yang dipimpin oleh Dewi Widyaningsih – mahasiswa tingkat akhir di PSIK UNDIP-- sebagai moderator. Pengalaman Sari Bui, selama menjadi perawat di Australia berhasil memotivasi para peserta untuk lebih mencintai dan memajukan profesi perawat di Indonesia.
‘Terlepas dari perbedaan yang sangat mencolok antara perawat di Australia dan di Indonesia, yang terpenting saat ini adalah bagaimana kita mampu mencintai profesi kita sebagai perawat, sehingga nantinya kita mampu memajukan profesi yang kita cintai ini’ ucap Moderator saat menutup sesi diskusi, semakin membakar semangat peserta .
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
waah keren banget!Saya lagi kuliah S1 Nursing di Adelaide dan kalau Tuhan berkehendak, mau jadi RN di sini. Mbak Dewi kira2 tau gak cara menghubungi ibu Sari ini? Saya pengen banget tanya2 sama beliau. Thanks ya! Saya seneng banget bisa ketemu blog ini.
ReplyDeleteHai mbak sharon, kemarin ibu sari sempat membagikan no handphone beliau, tp sayang sekali seusai acara catatan saya hilang. Nanti coba saya tanyakan ke dosen atau peserta lainnya dulu.
DeleteWah saya ingin sekali melanjutkan S2 ke ausie, tetapi memang haruw berjuang keras untuk mendapatkan beasiswa ke sana
Ini mb sharon alamat email ibu sari bui
Deletesaribui@yahoo.com.au semoga bermanfaat :)