jika mereka bertanya tentang ketegaran padaku, aku tak akn pernah menjawab bahwa aku tegar setegar batu karang di tengah lautan luas, yang berusaha menunjukkan ketegaran denagn menampakkan keangkuhan yang begitu nyata, aku tak seperti karang yang berusaha tegar melawan kerasnya deburan ombak dengan mengandalkan kekerasan tubuhnya, karena aku bukanlah orang yang selalu berusaha menunjukkan denagn bersikap keras, dan menjunjung tinggi sebuah keangkuhan diri, menampakkan kekerasan hati dalam cermin kehidupan.
tapi aku akan menjawab bahwa aku tegar, setegar ilalang , ilalang yang tak pernah berusaha menampakkan ketegaran dengan keangkuhan yang meraja dalam diri, ilalang yang berusaha bertahan dari kerasnya hempasan angin padang rumput yang begitu kering, ilalang yang berayun dengan anggunnya, ia tak pernah menampakkan sebentuk keangkuhan dan kekerasan hati. ilalang yang selalu mencoba menyemarakkan gersangnya sebuah padang rumput yang tandus dengan keindahan bunganya yang putih tipis berayun denhgan lembutnya , menebar dan menciptakan kedamaian serta kesejukkan yang nyata dengan embun yang menggantung dan menggelayut dengan manja diujung ujung daunnya saat mentari mulai menyapa, ilalang berusaha tetap bertahan dalam kerasnya hidup tanpa membuat sosok lain merasa segan untuk mendekatinya, sosok lain akan terbawa dalam keceriaan ilalang yang berbaur bersama cerahnya sinar mentari. aku ingin seperti ilalang berusaha tersenyum untuk menumbuhkan ketegaran dalam diriku karena aku percaya seutas senyuman yang tulus akan menumbuhkan sebuah kekuatan yang luar biasa pada diriku yang mencoba bertahan dari kerapuhan hati yang menguasaiku , berusaha menumbuhkan ketegaran tanpa melukai orang lain.
dan kemudian mereka akan bertanya padaku dengan pertanyaan yang berbeda, mempertanyakan tentang apa yang membuat senyum ceria itu selalu terpancar di wajahku.
No comments:
Post a Comment